Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
RASA lelah merayap kuat di tubuh Harris Backer. Seusai bekerja hingga larut di salah satu kantor konstruksi di Manggarai, Jakarta Selatan, ia sempat termangu ketika siap-siap pulang dengan sepeda motor ke rumahnya di Ciledug, Jakarta Selatan.
Selain kelelahan yang menguras semangat, petugas satuan pengamanan itu diselimuti rasa kesal karena akan melewati jalan berlubang dan gelap menuju ke rumahnya.
"Pembangunan jalur busway membuat jalan menuju rumah saya menjadi rusak parah. Selain jalan rusak parah, penerangan jalan umum juga tidak berfungsi, mana tahan..." cetusnya, kemarin (Minggu, 28/5).
Harris semula lega, setelah proyek jalur khusus layang Trans-Jakarta Ciledug-Tendean selesai tiga bulan lalu, jalan di bawahnya akan terang benderang kembali. Ternyata dia seperti menunggu godot, yang ditunggu tak kunjung tiba. Sebaliknya, kondisi jalan semakin parah.
Sepanjang Jalan Ciledug Raya tetap gelap ditambah jalan berlubang membuatnya ragu untuk melintas pada larut malam. Bukan hanya geng motor yang diantisipasi, namun juga begal dan penjahat kambuhan.
Penerangan ke arah Ciledug hanya mengandalkan cahaya dari papan iklan ruko dan rumah yang terangnya hanya cukup untuk sekitarnya saja. "Kita bicara bukan soal takut disergap begal atau geng motor, tapi jalan rusak itu juga bisa mencelakakan," kilah Harris.
Proyek pembangunan jalur khusus Trans-Jakarta koridor 13 dibangun pada akhir 2014 dan selesai Maret 2017. Proyek senilai Rp2,5 triliun sepanjang 9,4 kilometer dari Jalan Kapten Tendean-Blok M-Ciledug itu hingga kini masih diuji coba dan ditargetkan dapat beroperasi Juni 2017.
Pembangunan jalan layang itu berdampak pada lalu lintas di bawahnya. Jalan raya menjadi rusak oleh kendaraan berat yang berlalu lalang selama dua tahun. Genangan air pada musim hujan membuat jalan berlubang semakin besar dan banyak. Apalagi kawasan itu tergolong jalur padat kendaraan pada pagi hingga malam hari.
Warga Ciledug, Kebo Dolan, 36, mengaku sangat terganggu dengan jalan rusak dan penerangan minim. "Sampai saat ini saya lihat belum ada aksi cepat pemerintah untuk memperbaiki jalan dan menyalakan lampu penerangan jalan. Padahal proyek sudah selesai tiga bulan lalu. Saya bilang, ini seperti jalan neraka. Siang macet dan panas. Malam gelap dan berlubang," imbuhnya.
Warga lainnya, Syarifudin, menambahkan hampir setiap malam terjadi senggolan atau motor terguling di lokasi tersebut. Menurut pedagang buah tersebut kecelakaan terjadi karena pengendara tidak siap untuk menghindari lubang.
"Kalau nanti petugas datang untuk memperbaiki jalan ini, saya akan menegur mereka karena sudah banyak korban akibat jalan rusak dan gelap. Terus terang, kami sangat menantikan petugas memperbaiki jalan di sini," tutupnya.(J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved