Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Keamanan Trans-Jakarta Diperketat

Sri Utami
29/5/2017 10:44
Keamanan Trans-Jakarta Diperketat
(Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (kiri) bersama Direktur PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono (kanan) meninjau halte Trans-Jakarta yang menjadi lokasi bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur---ANTARA/Rivan Awal Lingga)

PENGAMANAN pascaledakan bom bunuh diri di halte Trans-Jakarta Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi DKI. Kejadian yang merenggut lima nyawa dan melukai 11 orang itu akan diantisipasi dengan tindakan memperketat penjagaan.

Langkah yang diambil ialah menyiapkan tim pemantau closed circuit television (CCTV) dan memasang detektor metal. Demikian instruksi Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat kepada pengelola Trans-Jakarta, seusai memeriksa tempat kejadian ledakan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, kemarin (Minggu, 28/5).

"Kami segera membersihkan dan merenovasi halte ini. Lampu halte harus lebih terang karena merupakan tempat keramaian dan CCTV yang mengawasi suasana sekitar dipasang yang lebih baik. Semuanya harus selesai sebelum Lebaran," tegas Djarot.

Selain kelengkapan keamanan detektor metal untuk pencegahan aksi-aksi kejahatan terlebih terorisme, Djarot juga meminta dibuatkan sistem pemeriksaan rinci terhadap semua pengguna Trans-Jakarta ataupun petugas yang masuk ke area dalam halte.

"Ketika masuk ke tempat keramai-an, kita akan diperiksa. Begitu juga diberlakukan di halte-halte Trans-Jakarta yang strategis. Awalnya memang kurang nyaman, tapi selanjutnya akan terbiasa. Jadi saya mohon para pelanggan sadar akan keamanan diri dan mau mengerti," pintanya.

Selain menginstruksikan sistem keamanan lewat kamera pengintai, Djarot berencana menggandeng kepolisian mengamati gerak-gerik pihak-pihak mencurigakan yang terekam oleh CCTV.

Halte integrasi
Dalam menanggapi permintaan Plt Gubernur DKI, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono mengatakan sudah memasang 1.500 CCTV di 238 halte. Karena Plt Gubernur DKI melihat belum maksimal, pihaknya akan menambah lagi dengan memprioritaskan pada halte yang memiliki integrasi luas. "Kami sudah siapkan. Minggu depan metal detector tambahan sudah terpasang secara bertahap," terangnya.

Kejadian bom bunuh diri di Terminal Kampung layu mengingatkan belum maksimalnya pengawasan lewat kamera pengintai, khususnya petugas pengawas. "Kami akan mempekerjakan sekitar 300 operator control room yang fokus memerhatikan CCTV," jelasnya.

Pengamat transportasi Joko Setyawarno menilai langkah antisipasi yang diinstruksikan Djarot sudah tepat. Jakarta sebagai ibu kota negara memang harus melengkapi fasilias umum dengan sistem keamanan canggih seperti detektor metal.

"Sistem keamanan ketat seperti di bandara juga harus diterapkan di halte bus. Pemerintah bisa mencontoh Hong Kong yang memberlakukan sistem keamanan memadai sejak dulu," ujarnya.

Ledakan bom bunih diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5) menunjukkan sasaran teroris sudah beralih ke tempat keramaian publik yang dijaga pihak kepolisian.

Artinya sasaran sudah berpindah ke tempat yang sangat mudah diakses publik atau fasilitas publik. Di Hong Kong, semua publik yang akan masuk ke kereta harus diperiksa dulu dengan peralatan khusus.(Sru/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya