Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Preman Leluasa Peras Pengunjung GBK

Akmal Fauzi
10/5/2017 08:19
Preman Leluasa Peras Pengunjung GBK
(Parkir di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan saat ini dikuasai preman. Para preman yang menjadi juru parkir liar itu memungut uang Rp5.000 untuk motor dan Rp10 ribu untuk mobil. -- MI/Panca Syurkani)

PREMANISME perparkiran tidak hanya terjadi di kawasan pertokoan Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. Preman parkir juga merajalela di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan.

Para preman itu kerap meminta biaya parkir secara paksa di luar pungutan biaya parkir resmi.

Pantauan Media Indonesia sejak siang hingga kemarin sore, titik-titik pungli itu di antaranya terjadi di area kantin samping pintu 7 dan area depan Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC).

Di area kantin, juru parkir liar meminta uang parkir dari pengunjung yang makan di kantin itu. Di depan area Balai Sidang JCC, jumlah juru parkir liar jauh lebih banyak, bahkan bebas mendirikan tenda untuk tempat mereka berjaga.

Padahal di pintu masuk kawasan GBK, tiap pengunjung telah ditarik ongkos parkir dengan tarif resmi.
Para juru parkir liar itu memungut uang Rp5.000 untuk pengendara sepeda motor dan Rp10 ribu untuk pengendara mobil.

Saat Media Indonesia memarkir sepeda motor di area itu dan mengatakan sudah membayar ongkos parkir di pintu masuk, juru parkir itu langsung menjawab dengan nada tinggi. “Sudahlah, enggak usah banyak omong, bayar saja Rp5.000. Beda biaya parkir di sini,” kata pria berkaus putih itu di depan Balai Sidang JCC.

Para juru parkir liar itu biasa beroperasi pada pagi dan sore hari, bahkan sepanjang hari saat ada kegiatan di JCC. Mereka begitu bebas memungut biaya parkir dari para pengunjung. “Mereka sudah ditangkap beberapa kali oleh petugas, tapi masih saja muncul,” kata seorang petugas kebersihan di GBK.

Tarif parkir yang dipatok para preman berkedok juru parkir tersebut bisa berlipat-lipat ketika ada pertunjukan musik atau event khusus. Misalnya saja saat Suroto kembali mengantar anaknya buat menyaksikan konser boyband asal Korea Selatan dua tahun silam. Ia ‘ditembak’ Rp40 ribu oleh para preman tersebut.

Suroto heran, parkir liar di kawasan GBK Senayan tak juga diberantas meski kelakuan mereka sudah sangat meresahkan warga. Apalagi, ada pos polisi di kawasan itu sehingga mustahil aparat tidak mengetahui adanya pemerasan oleh para preman itu.

“Senayan kan juga sangat dekat markas Polda Metro Jaya, kok kesannya dibiarkan. Bayangkan, berapa banyak uang yang mereka dapat karena kalau pas ada acara seperti ini, mobil yang parkir bisa sampai ratusan jumlahnya. Belum lagi sepeda motor,” ketus Suroto.

Dia juga mempertanyakan tanggung jawab pengelola GBK. “Mereka kan sudah mengutip biaya parkir resmi, harusnya bertanggung jawab dong. Jangan mau uangnya saja.”

Suroto berharap Polri di bawah komando Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang katanya sedang getol memerangi pungli melalui Tim Saber Pungli betul-betul serius memberantas parkir liar di kawasan Senayan.

Sulit diberantas
Penguasaan lahan parkir oleh preman di Jakarta, diakui Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Sigit Widjatmoko, sulit untuk diberantas. Pasalnya, premanisme lahan parkir itu dilakukan secara sistematis dan terafiliasi dengan organisasi kemasyarakatan (ormas) tertentu.

“Kami bersama dengan Tim Saber Pungli terus melakukan pe­nindakan. Semua ditindaklanjuti, termasuk tentang preman dan juru parkir liar. Kami sedang mencari solusinya,” ujarnya, kemarin.

Salah satu rencana solusi, imbuhnya, ialah dengan merekrut anggota masyarakat setempat untuk menjadi juru parkir resmi di kawasan tempat tinggalnya. Ia mencontohkan saat ini sudah ada 11 warga sekitar Kalijodo yang bersedia direkrut sebagai juru parkir di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo.

“Kami sudah dapat 11 orang yang bersedia menjadi juru parkir di Kalijodo. Mereka ialah warga sekitar Kalijodo. Sejauh ini cara itu berhasil menangkal premanisme perparkiran,” terang Sigit. (Sru/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya