Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Pilkada Usai, Tanah Abang kembali Semrawut

Akmal Fauzi
29/4/2017 18:04
Pilkada Usai, Tanah Abang kembali Semrawut
(ANTARA/Rivan Awal Lingga)

PEMILIHAN kepala daerah (pilkada) usai, masalah mulai. Kondisi itu menggambarkan wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Semrawut, kumuh, hingga macet menjadi pemandangan akrab sehari-hari.

Sempat ditata oleh Joko Widodo saat menjadi Gubernur DKI Jakarta dan dilanjutkan oleh wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang kerap menertibkan pedagang kaki lima (PKL) dan pemarkir yang masih membandel, kini kondisi Tanah Abang kembali semrawut.

Perlahan para PKL mulai kembali ke wilayah Tanah Abang, baik di pasar maupun di sekitar stasiun. Puncaknya, saat Pilkada DKI dimulai, para PKL tumbuh subur di dua titik itu.

Parkir liar mengular berebut lahan dengan PKL di pedestrian sekitar Stasiun Tanah Abang. Sepanjang Jalan Jati Baru macet hingga ke Jalan KS Tubun. Kondisi jalan menyempit membuat kendaraan tersendat.

Di kawasan Pasar Tanah Abang pun tidak jauh berbeda. PKL, hingga mobil angkot yang ngetem pun membuat kawasan pasar yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara itu pun macet. Bunyi klakson hingga umpatan pengendara yang lewat kerap terdengar di tempat itu.

"Ini lah nerakanya Jakarta. Sudah kayak jalan milik sendiri," kata salah seorang pengendara motor yang melintas, Sabtu (29/4).

Para pedagang terlihat nyaman berjualan sepanjang trotoar. Lalul intas terganggu, para pejalan kaki bahkan harus jalan ke bahu jalan untuk menghindari PKL dan parkir kendaraan yang memenuhi trotoar.

Trotoar yang telah diperlebar 2016 lalu itu pun diserobot sehingga merusak keindahan yang belum genap setahun diubah itu.

Bergantinya pemimpin DKI dalam waktu dekat dianggap para PKL untuk bisa kembali memenuhi sudut kawasan Tanah Abang. Bahkan, ada diantara mereka yang kembali ke Jakarta dari kampung halaman untuk berjualan kembali.

"Sudah seminggu kembali jualan. Dulu kan sempat digusur, gerobak diangkut Satpol PP. Sempat pulang kampung. Sekarang ya ngadu nasib lagi aja," kata Hasbul, 41, pedagang minuman asal Jawa Timur, saat ditemui di pedestrian samping Stasiun Tanah Abang.

Hasbul menilai, beda pemimpin tentu beda tindakan. Kondisi itu yang dimanfaatkan olehnya untuk berjualan.

"Jangan kayak Pak Ahok lah. Susah jualan kami," celetuknya saat diminta soal hasil Pilkada DKI.

Tak hanya PKL, mobil angkot serta tukang ojek pun tak resah untuk ngetem berlama-lama di dua titik itu. Pengawasan yang lemah dari petugas membuat mereka.

"Sekarang capek, emosi lewat sini (Pasar Tanah Abang) lagi. Mau gubernur baru atau gubernur lama tertibkan lah," kata Johan, pengendara sepeda motor yang melintas. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya