Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
WACANA pengadaan kereta tambahan bermerek Transportasi Jakarta (Trans-Jakarta) di jalur commuter line terancam sekadar wacana.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku pihak yang mengoperasikan kereta api menilai jalur yang diwacanakan sudah penuh.
Pemprov DKI diminta mempertimbangkan segala aspek saat menelurkan wacana penambahan lima rangkaian kereta.
Meski menyambut dengan baik niat pemprov untuk menambah kereta demi mengurai kepadatan dalam gerbong kereta, PT KAI mengingatkan masalah mendasar perlu dipikirkan.
"Perlu dipertimbangkan juga hal-ha yang mendesak, yaitu jalur yang sudah padat. Lalu harus dipikirkan juga tempat parkir (depo) keretanya saat sedang tidak operasi. Itu yang saat ini sedang dipikirkan PT KAI," ujar Vice President Communication PT KAI Agus Komarudin kepada Media Indonesia, Rabu (12/4).
Hal tersebut, menurut Agus, perlu dipikirkan dengan matang, terlebih tahun ini, PT Kereta Commuter Line Jakarta (KCJ) akan menambah 60 kereta demi kapasitas penumpang commuter line.
"Tempat parkir 60 kereta tersebut saja masih dipikirkan PT KCJ. Kereta kan tidak bisa parkir seperti mobil," cetusnya.
Belum lagi, 10 set kereta api bandara Railink yang sudah dipesan akan datang tahun ini juga.
Setiap set kereta memiliki enam gerbong.
Sebelumnya, Sekda Pemprov DKI Saefullah menyebut akan menambah lima set kereta seharga Rp360 miliar.
Wacana tersebut telah disampaikan ke Kemenhub melalui pembicaraan informal yang dilakukan Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.
Saat ditemui secara terpisah, Direktur Utama PT Trans Jakarta Budi Kaliwono mengatakan proyek itu sudah melewati kajian akademis.
"Satu set kereta anggarannya Rp60 miliar-Rp75 miliar. Itu sudah harga industri kereta api atau Inka. Kalau Jepang kan bekas. Meski harga satu gerbong Rp1,5 miliar lebih murah Jepang, kualitas harus dipelajari dulu," ujarnya. (Aya/J-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved