BANYAK pengalaman yang didapat para peserta program pelatihan pendidik dan tenaga pendidik ke luar negeri 2019, salah satunya Dwi Haryanti, seorang guru matematika dari SMA Negeri 1 Pakem Sleman. Dwi yang sedang mengikuti program belajar di Korea National University of Education (KNUE) menceritakan keseruannya sejak hari pertama mengikuti pelatihan di Negeri ginseng tersebut.
Asrama Mahasiswa KNUE
Ham in dang dormitory adalah asrama mahasiswa di Korea National University of Education (KNUE), yang terdiri atas 18 lantai, per lantainya berisi lebih dari 20 kamar. Per kamar diisi 1 orang saja, ini termasuk kamar yang mewah. Di kamar ada heater, kamar mandi tanpa ember dan gayung, jemuran baju setelah keluar dari mesin pengering, pintu kamar memakai kartu seperti di hotel. Colokan listrik ada di mana-mana, wifi sangat kencang di mana setiap 2 kamar ada routernya, lampu otomatis dengan sensor, yang jika kita berada di bawah sensor, lampu otomatis hidup dan jika menjauh dari area sensor, setelah 2 detik lampu mati. Di kamar juga ada hair drying. Meja belajar juga tersedia dengan rak yang banyak, lemari baju kapasitas banyak, hanger baju, rak sepatu dan rak payung. Selain itu disediakan bed besi tebal, kasur tebal dan selimut tebal. Pandangan keluar terdapat jendela yang bisa memandang hamparan kampus dan lingkungan sekitar.
Hari Pertama di Kelas
Pagi tanggal 5 Maret 2018 adalah hari kedua di Korea, namun merupakan hari pertama Bu Dwi Haryanti dan 16 guru dari Indonesia mengikuti pelajaran di kelas kampus KNUE. Karena nara sumbernya adalah orang paling penting di KNUE, pagi-pagi para guru sudah bersiap-siap, bangun pagi-pagi, melihat jadwal sholat subuh, dan ternyata jadwal subuh di sana adalah jam 5.32, namun hari masih terlihat gelap. Jam 07.00 para guru sudah berada di lobby untuk bersama-sama menuju ke ruang makan. Di kampus KNUE, kantin hanya buka selama 1,5 jam setiap jadwal makan, yaitu untuk jadwal makan pagi jam 07.30-09.00, jadwal makan siang pada jam 12.00-13.30 dan jadwal makan malam pada jam 18.00-19.30. Di luar jam itu, kantin akan tutup. Menu makan sudah disediakan dan diumumkan sebelumnya, sehingga pengunjung bisa melihatnya. Untuk bisa makan di kantin kampus, pengunjung harus membeli tiket seharga 4,5 dollar sekali makan. Banyak sedikit yang diambil, membayarnya sama. Empat kali makan bareng orang Korea, terlihat bahwa porsi makan mereka besar. Kemungkinan karena mereka suka berjalan cepat dan aktivitas banyak, sehingga membutuhkan energi yang banyak. Di tempat umum, tidak ada yang bermain HP atau chatting, mereka menggunakan HP sangat privasi sekali. Makan di meja makan seperlunya saja, tidak mengobrol, tidak bermain HP. Sepertinya ngerumpi dan curcol tidak ada di kamus orang-orang Korea Selatan.
Selesai makan pagi, diikuti sesi pertama di ruang pertemuan KNUE Library. Ruangannya mewah dengan perangkat elektronik dan teknologi tinggi. Pengisi sesi pertama adalah Prof. Hee Chan Lew, seorang profesor di bidang Matematika dan Presiden/Rektor KNUE. Berdasarkan cerita Profesor Lew, KNUE adalah perguruan tinggi kependidikan terbaik di Korea Selatan. Tidaklah salah, jika Kemdikbud, lewat PPPPTK Matematika memilih tempat ini sebagai tempat course bagi guru-guru matematika Indonesia. Para guru pun merasa sangat bahagia dan bersyukur atas karunia ini.
KNUE ini berada di kota Cheongju, sebuah kota kecil yang banyak terdapat perguruan tinggi di sini, tetapi minim penduduk, disebabkan lebih dari 50% penduduk Korea Selatan tinggal di Seoul. Hanya sebagian penduduk yang tinggal di Cheongju dengan memiliki asrama mahasiswa yang disewakan ke mahasiswa yang tidak tinggal di asrama. KNUE adalah kawah candradimukanya calon pendidik di Korea Selatan. Calon mahasiswa baru yang akan masuk ke KNUE harus melalui seleksi yang ketat dan berat, sehingga hanya mahasiswa terpilih dan berprestasilah saja yang dapat masuk ke sana. Biaya pendidikan di KNUE lebih murah, yaitu separo dari biaya perguruan tinggi yang lain, dan KNUE menggratiskan asramanya bagi mahasiswa yang mempunyai kriteria tertentu. Guru atau ASN lain yang berminat kuliah lanjut di KNUE, bisa mendaftar beasiswa kuliah secara gratis di KNUE dengan mengunjungi laman www.koica.go.kr.
Setelah sesi Profesor Lew, para guru diberikan coffe break. Menu coffee break ini sangat berbeda dengan yang terdapat di Indonesia. Jika di Indonesia akan diberikan snack box atau makanan olahan rumahan, di KNUE diberikan makanan seperti jajanan anak-anak, misal permen bulat, coklat dan Krakers beras. Ini adalah makanan ringan yang enak. Untuk minuman, selain 500 ml air mineral kemasan, juga disediakan teh sachet, kopi hitam dan kopi krimer. Penyajiannya tidak dengan cangkir dan lepek, namun dengan gelas kertas. Saat mengisinyapun hanya setengah saja. Orang-orang Korea Selatan sangat sadar lingkungan, sehingga mereka banyak mendaur ulang barang yang pernah dipakai.
Sesi 2 berisi materi tentang pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS). Selesai sesi 2 dilanjutkan makan malam di kantin lagi. Di ruang makan tidak ada gorengan atau kerupuk, hal ini menunjukkan bahwa menu makan orang di kampus KNUE merupakan makanan yang sangat sehat.
Akhirnya agenda hari pertama selesai dan para guru kembali ke asrama pada jam 19.00. Jadi bisa dibayangkan, para guru tersebut keluar dari asrama jam 7 pagi dan kembali jam 7 malam. Praktis selama 12 jam para guru dari Indonesia ini kegiatannya terfokus untuk belajar dan belajar. Pada hari-hari berikutnya akan disampaikan materi-materi tentang: Penugasan Matematika, Penggunaan Scratch untuk meningkatkan berpikir matematis, Geogebra 2D & 3D, 4D Framework dan aplikasinya di kelas Matematika, pencetakan 3D & cutting printer, pendidikan STEAM, Matematika untuk pengajaran, Pemrograman HOTS, dan Augmented Reality .(RO)