Menyesal Mendukung Donald Trump

08/4/2017 04:00
Menyesal Mendukung Donald Trump
(AFP/HERIKA MARTINEZ)

AMERIKA Serikat (AS) telah menjadi 'negara kedua' bagi Roberto Beristain.

Kendati berstatus imigran asal Meksiko, pria berusia 43 tahun itu telah menghabiskan 20 tahun hidupnya di AS.

Kecintaannya terhadap 'Negeri Paman Sam' pun tak perlu diragukan lagi.

Hal lain yang telah membuat Beristain tidak terpisahkan dengan AS karena dia beristrikan Helen, warga negara AS.

Pernikahannya dengan Helen telah berlangsung 17 tahun dan dikarunai tiga anak, yakni Maria, 15, Jasmine, 14, dan Demetri, 8.

Dalam pemilu presiden tahun lalu, Helen turut menyalurkan suaranya untuk mendukung Donald Trump.

Istri Beristain berpikir positif dengan rencana kebijakan calon presiden Partai Republik itu.

Tak mengherankan, Helen sangat berharap sang pengusaha real estate asal New York itu menduduki kursi kepresidenan.

Namun, setelah Trump dilantik, justru nasib Beristain berubah 180 derajat.

Bapak tiga anak yang telah menetap 20 tahun di AS dipaksa pulang kampung ke negara asalnya, Meksiko.

Dia terkena dampak kebijakan imigrasi dari Trump yang kontroversial.

"Istri saya sangat kecewa karena dia telah mendukung dia (Trump)," kata Beristain yang kini harus tinggal di penampungan imigran.

Penampungan imigran tersebut berada di Ciudad Juarez, Meksiko, yang berbatasan langsung dengan wilayah AS.

"Kami berpikir dia (Trump) akan menjadi presiden yang baik karena kami ingin keamanan," ujar Beristain. "Janjinya mengusir para penjahat dari AS tampaknya gagasan yang baik."

"Kami tak pernah berpikir akhirnya akan berakhir seperti ini," ucap Beristain yang harus berpisah dengan istri dan anak-anaknya.

Selama pemerintah Presiden Barack Obama, kendati sebagai imigran, Baristain tetap dapat tinggal di AS dengan surat keterangan menetap sementara selama bertahun-tahun.

Selama itu, Beristain sangat berharap surat keterangan menetap sementara berubah status. Dia sangat menginginkan dapat tinggal secara permanen bersama istri dan anak-anaknya yang berwarga AS di 'Negeri Paman Sam'.

Terpilihnya calon presiden yang didukung istrinya, justru menuai nasib buruk bagi Beristain.

Kebijakan Trump yang keras terhadap para imigran asal Meksiko telah membuat impian Beristain untuk menetap permanen di AS lenyap.

"Saya merasa dikhianati dengan janji mereka (aparat AS) hanya akan mendeportasi para penjahat. Sekarang, kami melihat mereka tidak hanya melakukan itu," tutur Bestrain. (AFP/Deri Dahuri/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya