Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
DEWAN Keamanan (DK) PBB, Jumat (7/4), gagal mencapai kata sepakat untuk mendesak digelarnya penyelidikan menyeluruh terkait dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah.
Kegagalan itu terjadi saat Amerika Serikat melancarkan serangkaian serangan rudal di sebuah lapangan udara Suriah. Dalam sebuah pertemuan tertutup, DK PBB membahas tiga draf resolusi. Namun, pertemuan itu gagal mencapai satu pun resolusi kesepakatan.
Di saat bersamaan, militer AS melontarkan 59 rudal yang menghantam pangkalan militer Shayrat di Suriah. Pemerintahan Trump menyebut pangkalan militer itu digunakan untuk melancarkan serangan mematikan menggunakan senjata kimia pada Selasa (4/4).
Duta Besar Rusia untuk PBB Vladimir Safronkov memperingatkan bahwa akan ada konsekuensi negatif jika AS melancarkan aksi militer di Suriah. “Seluruh tanggung jawab dari operasi militer akan berada di pundak mereka yang menginiasi langkah tragis itu. Kita harus memikirkan konsekuensi negatifnya,” ujar Safronkov.
“Anda bisa melihatnya di Irak dan kemudian di Libia,” imbuhnya mengacu pada intervensi yang dilakukan negara barat yang berakhir dengan kekacauan. Rusia telah menolak resolusi yang didukung oleh AS, Inggris, dan Prancis dan menyebutnya tidak bisa diterima. Kremlin menegaskan akan memveto segala upaya menelurkan resolusi itu.
Didukung
Sejumlah negara di dunia menyatakan dukungan mereka terhadap serangan yang dilancarkan AS terhadap fasilitas militer Suriah itu. Jerman menyatakan serangan udara AS yang menargetkan pangkalan udara Suriah itu ‘bisa dimengerti’ menyusul serangan senjata kimia oleh rezim di Khan Sheikhun, wilayah yang dikuasai pemberontak di Provinsi Idlib.
Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel, menyatakan gas beracun ialah senjata yang dilarang secara internasional. Ia juga menyerukan solusi politik untuk konflik Suriah.
“Fakta bahwa AS kini telah bereaksi dengan menyerang fasilitas-fasilitas militer rezim (Presiden Suriah Bashar) al-Assad, lokasi yang digunakan untuk melancarkan kejahatan perang, dapat dimengerti,” ujar Gabriel.
Turki pun menyambut serangan rudal AS terhadap Suriah. Ankara juga menyerukan pemberlakuan zona larangan terbang di Suriah untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut. “Untuk mencegah pembantaian serupa terulang, perlu untuk memberlaklukan zona larangan terbang dan menciptakan zona aman di Suriah tanpa penundaan lebih lanjut,” ujar juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang menyatakan serangan senjata kimia yang dilakukan rezim Al-Assad sangat tidak manusiawi dan melanggar resolusi PBB. Tokyo mendukung serangan militer yang dilancarkan AS di pangkalan udara Suriah sebagai pembalasan.
“Pemerintah Jepang mendukung tekad pemerintah AS bahwa tidak akan pernah menoleransi penyebaran dan penggunaan senjata kimia,” kata Abe kepada wartawan.
“Kami sangat menghargai komitmen yang kuat Presiden Donald Trump untuk pemeliharaan ketertiban internasional dan perdamaian dan keamanan sekutu dan dunia,” tambah Abe. (AFP/AP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved