Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
EMPAT tahun setelah kehilangan Nelson Mandela, Afrika Selatan kembali berduka karena kepergian Ahmed Kathrada. Aktivis antiapartheid yang dipenjara selama 26 tahun itu tutup usia di usia 87 tahun, Selasa (28/3).
Lahir pada 1929 di sebuah kota kecil di barat laut Afsel, Kathrada telah dirawat di rumah sakit karena pembekuan darah di otaknya selama sebulan ini.
Johannesburg berduka kehilangan ‘Paman Kathy’ bersama semua kenangan akan kebaikan, kejujuran, dan kerendahan hatinya.
Tidak hanya bagi penduduk Afsel, Kathrada juga menjadi inspirasi bagi jutaan orang di berbagai belahan dunia.
Kathrada menjadi aktivis melawan rezim apartheid sejak berusia 17 tahun. Dirinya menjadi salah satu dari 2.000 orang yang ditahan karena menentang apartheid pada 1964.
Tepatnya pada Juli 1963, polisi menyerbu pertanian Liliesleaf di Rivonia, wilayah pinggiran di Johannesburg yang menjadi tempat Kathrada dan aktivis lainnya bertemu secara rahasia.
Bersama Mandela, Kathreda dipenjara melalui sidang Rivonia pada 1964. Sidang itu menarik perhatian seluruh dunia dan menyoroti sistem hukum brutal di bawah rezim apartheid.
Sidang tersebut juga menjatuhi delapan terdakwa dengan hukuman penjara seumur hidup serta kerja paksa di Pulau Robben.
Pascarezim apartheid runtuh, Kathreda menjabat sebagai konselor parlemen untuk Presiden Mandela di pemerintahan pertama Kongres Nasional Afrika (ANC).
“Saya pikir kematiannya merupakan sinyal untuk Afsel. Ini akhir sebuah era seiring kepergian mereka,” ujar seorang mantan narapidana yang pernah bersama Mandela dan Kathrada dengan emosional.
Hingga akhir hidupnya, Kathrada masih aktif dalam kehidupan publik. Dirinya juga membentuk yayasan sendiri dan menekankan pentingnya hak asasi manusia, antirasisme, dan kebebasan berbicara untuk pengembangan pemuda.
Tahun lalu, dirinya bergabung dengan sebuah gerakan tokoh veteran yang kritis terhadap pemerintah ANC dan pemimpin saat ini, Presiden Jacob Zuma, yang tengah terkena kasus korupsi. Dia bahkan mengirimkan surat meminta Zuma mundur.
Mantan Uskup Agung Desmond Tutu menyebut Kathrada ialah orang lemah lembut, sederhana, dan tabah. “Ini ialah orang-orang dengan integritas dan moral tertinggi yang melalui kerendahan hati mereka, menginspirasi kita semua dan keyakinan dunia pada kita,” ujarnya. (AlJazeera/AFP/Indah Hoesin/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved