Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

AS Boikot Penghapusan Nuklir

Haufan Hasyim Salengke
29/3/2017 08:10
AS Boikot Penghapusan Nuklir
(AFP/GETTY IMAGES/DREW ANGERER)

UPAYA membuat dunia bebas dari ancaman senjata nuklir menuai ganjalan karena langkah Amerika Serikat (AS) yang memimpin aksi boikot perundingan tentang pakta pela­rangan senjata nuklir di PBB.

Lebih dari 100 negara, Senin (27/3) waktu setempat, melakukan pembicaraan pertama di markas PBB di New York, AS, untuk membahas larangan senjata nuklir yang mengikat secara hukum.

Sebelum konferensi dimulai, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley berbicara bahwa Washing­ton akan menolak usulan itu mengingat ancaman keamanan global saat ini. AS yang memimpin boikot, menganggap proposal itu tidak realistis.

“Sebagai seorang ibu tidak ada yang lebih saya inginkan untuk keluarga saya, kecuali dunia tanpa senjata nuklir,” kata Haley.

“Tapi kita harus realistis. Apakah ada yang percaya bahwa Korut setuju dengan larangan senjata nuklir?” imbuhnya.

Haley berbicara dalam kelompok sekitar 20 duta besar dari negara sekutu AS yang memboikot perundingan, termasuk Inggris, Prancis, Korea Selatan, Turki, dan sejumlah negara Eropa Timur. Ia memperkirakan hampir 40 negara absen dalam pembicaraan.

Dorongan untuk menyimpulkan pakta antisenjata nuklir diumumkan pada Oktober oleh 123 PBB. Faktor pendorong utama ialah ancaman bencana atom yang kian tumbuh akibat ketegangan yang dikipasi oleh program senjata nuklir Korut dan pemerintahan baru AS yang sulit diterka.

Negara-negara yang men­dorong dunia tanpa nuklir mencakup Austria, Irlandia, Meksiko, Brasil, Afrika Selatan, dan Swedia, didukung ratusan organisasi nirlaba.
Namun, Inggris, Prancis, Israel, Rusia, dan AS, semuanya memberikan suara tidak setuju, sementara Tiongkok, India, dan Pakistan abstain.


Desakan Indonesia

Indonesia mendesak negara-negara pemilik senjata nuklir agar segera memulai proses perlucutan senjata nuklir mereka mengingat besarnya dampak senjata nuklir terhadap kemanusiaan.

Hal itu disampaikan Duta Besar Dian Triansyah Djani, Wakil Tetap RI untuk PBB pada Konferensi perundingan traktat pelarangan senjata nuklir di New York, Amerika Serikat, Senin (27/3) waktu setempat.

“Situasi keamanan dunia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan karena ancaman senjata nuklir. Untuk itu, satu-satunya cara untuk melawan ancaman penggunaan senjata nuklir ialah penghapusan total seluruh senjata nuklir di dunia” tegas Djani di hadapan Sekjen PBB dan negara-negara peserta Konferensi seperti dilansir Kementerian Luar Negeri.

Selama ini, negara-negara pemilik senjata nuklir menjadikan keamanan sebagai upaya melegitimasi senjata nuklir mereka.

Sebaliknya, Dubes Djani memandang bahwa justru keberadaan senjata nuklir tersebut semakin mengancam keamanan global. Untuk itu, Indonesia sangat mendukung dan berpartisipasi aktif dalam perundingan pelarangan senjata nuklir.

Konferensi perundingan Traktat perlarangan senjata nuklir dilaksanakan di New York sejak 27 Maret 2017 hingga 31 Maret 2017. Konferensi dihadiri Wakil Tinggi Sekjen PBB untuk Perlucutan Senjata, Presiden Majeis Umum PBB, dan negara-negara anggota PBB. Pertemuan tersebut merupakan implementasi dari resolusi Majelis Umum PBB yang disahkan pada Oktober 2017. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya