Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Korut tetap Yakin Jong Nam Tewas bukan Diracun

Fajar Nugraha
03/3/2017 11:25
Korut tetap Yakin Jong Nam Tewas bukan Diracun
(Tersangka WN Korea Utara Ri Jong Chol dikawal petugas keamanan Malaysia---AFP / MOHD RASFAN)

PIHAK Korea Utara (Korut) terus membantah klaim bahwa warganya, 'Kim Chol' yang merupakan nama lain dari Kim Jong-Nam, tewas karena diracun.

Delegasi Pemerintah Korut yang dipimpin oleh mantan Dubes Korut untuk PBB Ri Tong-Il, bersikeras bahwa Kim Jong-Nam meninggal karena serangan jantung.

"Kami memiliki informasi bahwa Kim Chol menderita penyakit jantung dan tidak bisa bepergian tanpa mengkonsumsi obatnya," ujar Ri Tong-Il, seperti dikutip The Star, Jumat (3/3).

Delegasi itu juga menegaskan identitas Kim Chol dan bukan Kim Jong-Nam, yang merupakan kakak tiri dari pemimpin Korut, Kim Jong-Un.

Tong-Il menyebutkan hasil autopi dari pihak Malaysia yang memperlihatkan bahwa 'Kim Chol' meninggal karena serangan jantung.

"Obat diabetes dan tekanan darah tinggi ditemukan di antara barang-barang miliknya," jelas Tong-Il.

Menambah intrik, Tong-Il menuduh Korea Selatan (Korsel) di balik klaim Kim Jong-Nam diracun.

"Bagaimana Korsel tahu mengenai penggunakan senjata kimia sejak awal padahal tuduhan itu tidak benar? Ini menunjukkan bahwa mereka tahu apa yang akan terjadi. Ini yang seharusnya dijawab oleh dunia internasional," pungkasnya.


Selain itu, Tong-Il juga mempertanyakan mengapa dua perempuan yang dituntut melakukan pembunuhan,-Dan Thi Huang dari Vietnam dan Siti Aisyah dari Indonesia,- masih hidup, saat memegang senjata kimia itu dengan tangannya.

"Bagaimana mungkin seseorang di bandara dari puluhan ribu yang ada tidak terpengaruh? Tidak ada satu pun yang terpengaruh, termasuk dokter dan perawat yang mengurus korban," ungkapnya.

Namun Tong-Il menyadari bahwa racun syaraf VX dikenal dengan kekuatan racunnya. Dirinya pun mengakui bahwa racun itu dikategorikan sebagai senjata kimia dan siapapun yang terpapar akan meninggal.

Menurutnya, jika memang racun VX digunakan, contoh racunnya harus diserahkan kepada Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons dan dilakukan pengujian.

"Jika terbuka, organisasi itu harus mengidentifikasi siapa pembuatnya dan membawanya ke Malaysia kemudian diserahkan kepada dua perempuan yang diduga melakukan pembunuhan," ucap Tong-Il.

Hingga saat ini, Tong-Il menegaskan bahwa delegasi yang dipimpinnya akan terus meminta waktu untuk melihat jasad korban. Dia juga meminta dipertemukan dengan dua perempuan yang diduga pelaku dan satu warga Korut, Ri Jong-Chol. MTVN/OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya