Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Bujet Pertahanan Dinaikkan 10%

Haufan Hasyim Salengke
01/3/2017 09:15
Bujet Pertahanan Dinaikkan 10%
()

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat gebrakan dengan mengusulkan penaikan anggaran atau bujet pertahanan sebesar 10%. Dengan usulan yang 'bersejarah' itu, pemerintah AS berencana memangkas anggaran program domestik dan bantuan luar negeri.

Sejauh ini usulan Trump belum mendapat restu dari kongres karena anggota baik dari kubu Partai Demokrat maupun Partai Republik masih menolak proposal Presiden AS yang dilantik sebulan lalu tersebut.

Cetak biru rencana anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) untuk 2018 menyebutkan anggaran pertahanan naik 10% atau US$54 miliar (Rp720 triliun). Total anggaran Departemen Pertahanan AS menjadi US$603 miliar (Rp8.044 triliun).

Pihak Gedung Putih mengatakan dengan menaikkan anggaran 10% untuk Pentagon, Trump akan mengajukan proposal ambisiusnya dengan memangkas anggaran program domestik dan bantuan luar negeri yang nilainya mencapai US$54 miliar.

"Kita akan berbuat banyak dari yang sedikit dan membuat pemerintah ramping dan bertanggung jawab kepada rakyat. Kita bisa melakukan lebih jauh dengan uang yang kita keluarkan," kata Trump kepada para gubernur yang hadir di Gedung Putih, Senin (27/2) waktu setempat.

"Kita akan mulai belanja untuk infrastruktur besar. Tidak ada pilihan untuk jalan raya kita, jembatan, dan terowongan yang kita miliki sudah tidak aman," tambah Trump.

Cetak biru RAPBN tersebut telah disampaikan menjelang pidato perdana Trump di hadapan Kongres, kemarin waktu setempat. RAPBN tersebut diprediksi lebih menitikberatkan tema-tema ekonomi sebagaimana disampaikan Trump semasa kampanyenya.

Dengan menaikkan anggaran pertahanan, secara otomatis anggaran untuk Badan Perlindungan Lingkungan, Departemen Luar Negeri, dan bantuan asing akan berkurang. RAPBN akan disahkan secara lebih rinci pada Maret mendatang.

Operasi militer luar negeri
Terkait dengan penaikan anggaran pertahanan, Direktur Anggaran Gedung Putih, Mick Mulvaney, mengatakan proposal anggaran tersebut belum termasuk dana puluhan miliar dolar AS untuk biaya operasi militer di luar negeri.

"Ini anggaran pertama AS yang benar, menunjukkan presiden memegang janjinya dan akan memenuhi janjinya, memprioritaskan pembangunan kembali militer kita, termasuk kemampuan nuklir, melindungi bangsa, dan mengamankan perbatasan," ujar Mulvaney.

Gagasan Trump memang mendapat pujian dari Mulvaney. Namun, lebih dari 120 purnawirawan laksamana dan jenderal menyatakan tidak setuju dengan Trump yang berencana mengurangi pengeluaran sektor diplomasi dan bantuan pembangunan luar negeri.

Jenderal Purnawirawan David Petraeus, mantan Direktur Badan Intelijen AS (CIA), dan Laksamana Purnawirawan James Stavridis, mantan komandan tertinggi NATO, menolak pemotongan anggaran di sektor-sektor yang diusulkan Trump.

"Pendanaan Departemen Luar Negeri penting untuk menjaga keamanan Amerika," ujar para purnawirawan. Para pensiunan jenderal juga melayangkan surat kepada pemimpin kongres, dua pejabat kabinet, dan penasihat keamanan nasional Trump.

"Departemen Luar Negeri, USAID, Millennium Challenge Corporation, Peace Corps, dan badan pembangunan penting untuk mencegah konflik," tulis para jenderal. (AFP/Deutsche Welle/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya