Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Aktivis Kritik Kebijakan Imigrasi AS

MI
24/2/2017 09:49
Aktivis Kritik Kebijakan Imigrasi AS
(AFP/ JOHN MACDOUGALL)

SENIMAN dan aktivis Tiongkok Ai Weiwei mengkritik kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan negara populis Eropa yang akan menutup perbatasan mereka untuk migran dan pengungsi.

"Pengungsi bisa siapa saja. Bisa jadi Anda atau saya. Ini yang disebut krisis pengungsi yang juga krisis manusia," ujar Ai.

Selama setahun terakhir, Ai dan kru filmnya telah mengunjungi migran dan kamp pengungsi di 22 negara, mulai tanah tandus perbatasan AS-Meksiko, perbatasan Turki-Suriah, hingga kamp yang penuh sesak di pulau-pulau Yunani.

Sekarang setelah kembali ke studionya di Berlin, Ai siap merilis proyek dokumenternya yang berjudul Arus Manusia. Film tersebut akan dirilis di bioskop secara global pada akhir musim panas tahun ini.

"Masalah ini benar-benar perlu dipahami lebih baik dengan orang-orang yang memiliki hak istimewa untuk tetap memiliki perdamaian," ujar pria 59 tahun itu.

"Perdamaian selalu sementara. Tidak ada yang dapat menjamin selalu dalam kondisi damai. Jika Anda melihat kondisi dunia saat ini, perang masih bisa terjadi setiap saat. Ada ketidakpastian tentang politik kita dan begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab," tambahnya.

Subjek migran dan pengungsi tengah dibahas di seluruh dunia, terutama tentang seberapa banyak yang bisa diterima masyarakat. Namun, bagi Ai, masalah ini bersifat tanpa kompromi.

Di AS, kata Ai, semua orang, kecuali Indian, ialah migran atau keturunan migran.

Sebelumnya, Ai telah mengadakan beberapa pameran yang berfokus pada masalah pengungsi Suriah dan negara lainnya yang berjuang menuju Eropa.

Tahun lalu, Ai memenuhi teater Berlin Konzerthaus dengan 14 ribu life-jacket orange dari Pulau Lesbos, Yunani.

Di Florence, Italia, Ai menggantung 22 perahu karet merah yang menyerupai arsitektur istana Renaissance.

Karena aktivitasnya, Ai pernah ditahan selama 81 hari pada 2011 dan paspornya disita selama empat tahun oleh Tiongkok. Banyak dari rekan aktivisnya yang juga telah dipenjara. (AFP/Ihs/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya