Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
SEKTOR pendidikan Turki menjadi salah satu sektor yang paling terpukul sebagai dampak dari kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan. Sekitar 5.000 akademisi dipecat di bawah status darurat kontroversial yang diberlakukan setelah kudeta yang gagal pada 15 Juli lalu.
Mereka dituding memiliki hubungan dengan Fethullah Gulen, ulama Turki yang berbasis di Amerika Serikat dan dituding Ankara sebagai dalang kudeta.
Para akademisi tersebut tidak tinggal diam dengan pemecatan itu. Mereka memprotes dengan cara unik. Mereka memberikan kuliah gratis setiap dua pekan. Berbagai topik dibahas dalam kuliah ini, termasuk soal kelas dan identitas. Kuliah diberikan di taman-taman di seluruh Ankara, ibu kota Turki.
Salah satu akademisi yang memberikan kuliah gratis tersebut ialah Sevilay Celenk, seorang dosen komunikasi. Dosen perempuan ini memberikan kuliah di taman. Puluhan mahasiswa menyimak penuh takzim kuliahnya meski harus melawan terpaan cuaca dingin.
Celenk mengatakan, ketika diberhentikan pada 6 Januari lalu, dia sangat marah. Tindakan pemberangusan terhadap setiap bentuk oposisi dan pembangkangan, menurut dia, sangat menakutkan.
"Kemarahan saya sehat karena kita dihadapkan dengan pemecatan yang benar-benar tidak adil, ilegal, dan tidak berdasar," ujarnya setelah menyampaikan kuliah di ruang terbuka tentang konsep perlawanan.
Dia mengatakan dirinya telah ditargetkan karena ikut menandatangani petisi bersama dengan lebih dari 2.000 akademisi lainnya yang menyerukan perdamaian di wilayah tenggara Turki yang bergolak.
Di antara 330 akademisi yang dipecat awal bulan ini, 115 telah menandatangani petisi, demikian menurut media lokal. Ibrahim Kaboglu, seorang pakar hukum konstitusi terkemuka, termasuk di antara dosen yang baru-baru ini dipecat.
Pemerintah Turki telah membentuk sebuah komisi untuk menilai banding dari para dosen yang mengklaim telah dipecat secara semena-mena.(AFP/Hym/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved