Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pence Tegaskan Komitmen AS

Indah Hoesin
21/2/2017 11:05
Pence Tegaskan Komitmen AS
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence (kiri) disambut Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Gedung Dewan Eropa di Brussels, Belgia, Senin(20/2)..(AP/THIERRY MONASSE)

WAKIL Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence, bertemu pemimpin Uni Eropa (UE) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), di akhir kunjungannya ke Eropa. Pertemuan dilakukan untuk meyakinkan negara-negara Eropa yang khawatir Presiden AS Donald Trump akan meninggalkan mereka.

"Hari ini atas nama Presiden (Donald) Trump saya menyatakan AS tetap memiliki komitmen kuat untuk melanjutkan kerja sama dan kemitraan dengan Uni Eropa," ujar Pence seusai bertemu dengan Presiden Uni Eropa, Donald Tusk, kemarin.

Pence menegaskan kemitraan Trans-Atlantik tetap kuat dan berjalan, terutama dalam bidang keamanan dan ekonomi seperti yang telah berjalan selama beberapa dekade ini.

Di lain pihak, Tusk memuji pertemuan dengan Pence. Dia mengatakan Eropa sangat membutuhkan pertemuan itu dan dukungan AS. "Banyak sekali hal yang terjadi dalam sebulan terakhir di negara Anda dan di UE. Kami berpura-pura semuanya berjalan seperti sedia kala," ujar mantan perdana menteri Polandia itu.

Pence yang tiba di Brussels, Belgia, pada Minggu (19/2), juga bertemu dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Federica Mogherini, Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg.

Kritikan Trump yang menyebut NATO 'usang', memuji keputusan Inggris yang memilih keluar dari UE (Brexit), dan keberpihakan terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah membuat sekutu AS di Eropa khawatir.

Para sekutu terus mencari kepastian dari Washington meskipun Pence, Menteri Pertahanan AS, James Mattis, dan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Rex Tillerson, telah membahas tujuh dekade kebijakan Trans-Atlantik selama kunjungan mereka ke Eropa.

Namun, Menlu Prancis, Jean-Marc Ayrault, mengatakan dirinya 'terjebak' karena Pence tidak pernah menyebutkan UE yang akhirnya menimbulkan keraguan, terutama setelah Trump mendukung Brexit dan berharap negara-negara anggota UE lainnya mengikuti Inggris.

Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Federica Mogherini, mengatakan kunjungan Pence merupakan tanda politik yang sangat penting meskipun dirinya menyarankan hubungan UE-AS dapat menjadi lebih pragmatis daripada sebelumnya. Dalam kunjungannya ke Washington 10 hari lalu, Mogherini memperingatkan pemerintahan Trump untuk tidak terlibat dalam politik Eropa di tengah kekhawatiran yang mendukung pecahnya UE.

Kekhawatiran Eropa
Kekhawatiran juga muncul setelah nama pengusaha Ted Malloch dilaporkan akan menjadi Duta Besar (Dubes) AS untuk Belgia. Mogherini telah mengatakan belum ada keputusan yang diambil dan belum ada nama khusus. Media Jerman dan Inggris pernah melaporkan bahwa Malloch menyebut Brexit ialah pertanda disintegrasi UE. Malloch bahkan membandingkan blok 28 negara Eropa tersebut dengan Uni Soviet.

Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, dan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, yang baru pertama kali bertemu dengan Pence juga menyampaikan keprihatinan mereka soal Trump.

Juncker mengatakan setelah kemenangan Trump, dirinya khawatir presiden baru akan menerapkan semua yang dijanjikannya selama kampanye yang menurutnya benar-benar menjijikkan.

Sementara itu, pertemuan Pence dengan para pemimpin UE dan NATO cenderung diplomatik. Beberapa kelompok telah berencana mengadakan demonstrasi yang menentang kebijakan Trump. (AFP/Ihs/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya