Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Bela Kebijakan Imigrasi Trump Salah Fakta

Haufan Hasyim Salengke
21/2/2017 10:50
Bela Kebijakan Imigrasi Trump Salah Fakta
(AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/EDUARDO MUNOZ ALVAREZ)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus berusaha meyakinkan publik bahwa kebijakan eksekutifnya di bidang imigrasi itu demi kepentingan keamanan dalam negeri. Namun, saat berpidato di hadapan pendukungnya di Florida, Trump malah membuat blunder karena salah fakta.

Trump membeberkan sejumlah negara yang menjadi target serangan teroris setahun terakhir karena membuka diri untuk pengungsi. Tujuannya untuk membela perintah eksekutif yang melarang pengungsi dan wisatawan dari tujuh negara mayoritas muslim memasuki AS.

"Kita harus membuat negara kita aman. Anda lihat yang terjadi di Jerman, lihat yang terjadi tadi malam di Swedia. Swedia, siapa yang akan percaya? Swedia. Mereka mengalami korban besar," kata politikus Partai Republik itu dengan nada provokatif.

Trump kemudian menyebut nama kota-kota di Eropa yang menjadi target serangan teroris mematikan seperti Brussels, Belgia; Nice, Prancis; dan Paris, Prancis. Namun, faktanya tidak pernah terjadi serangan teroris atau kekacauan di Swedia malam itu.

Menyadari salah fakta, Trump menjelaskan di Twitter bahwa ia mengacu pada segmen Tucker Carlson yang muncul di Fox News, Jumat (17/2).

Di segmen itu, Carlson mewawancarai pembuat film sayap kanan Ami Horowitz, yang baru saja membuat film dokumenter tentang kebijakan pengungsi Swedia. Segmen itu bukan breaking news.

Kementerian Luar Negeri Swedia, Minggu (19/2) waktu setempat, merespons kejadian itu dengan meminta penjelasan. Menteri Tenaga Kerja Swedia Ylva Johansson bahkan mengatakan dia sedang meminta klarifikasi atas pernyataan Trump.

"Kami ingin tahu apa yang ia (Trump) maksud. Presiden AS berbicara dan seluruh dunia mendengarkan. Dia berbicara tentang Swedia dengan cara yang kita tidak mengerti apa yang ia maksud atau acu--sehubungan dengan aksi terorisme di negara lain. Masuk akal jika kita bisa dapatkan jawaban dari pertanyaan ini," kata Johansson.

Meski terus menuai kritik dari berbagai penjuru bahkan dari partai pengusungnya sendiri, kaum pro-Trump tetap mendukung perangainya. Mereka berpesan kepada sang presiden: tetap menjadi pribadi yang menyerang, jangan pernah memodulasi, jangan pernah berubah.

Tetap diprotes
Aksi protes terhadap kebijakan imigrasi Trump berlanjut di berbagai kota. Lebih dari 7.000 orang dari berbagai agama berunjuk rasa di New York City, Minggu, untuk mendukung muslim 'Negeri Paman Sam'.

Aksi bertajuk I am a Muslim Too tersebut diselenggarakan beberapa kelompok, termasuk Foundation for Ethnic Understanding. Mereka mengibarkan bendera AS dan membawa spanduk bertuliskan 'No muslim ban'.

"Sebagai koordinator utama pelaksanaan acara ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada saudara-saudara nonmuslim yang tanpa ragu mendukung dan membela komunitas muslim. Saya menyebut dukungan mereka sebagai bentuk wajah Amerika yang sesungguhnya," ujar Direktur Jamaica Muslim Center, New York City, Imam Shamsi Ali kepada Media Indonesia, kemarin.

Selain tokoh-tokoh agama besar New York, sejumlah tokoh Hollywood, anggota Dewan kota New York, bahkan Wali Kota New York Bill de Blasio, hadir dalam kesempatan itu. (AFP/AP/Hym/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya