Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PRESIDEN AS Donald Trump, kemarin, melabrak Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull saat dua pemimpin itu membahas kesepakatan tentang pengungsi via telepon. Trump menyebut kesepakatan era Barack Obama tersebut 'perjanjian bodoh'.
Trump melontarkan kata-kata pedas pada Turnbull soal perjanjian dengan Australia untuk mengambil pengungsi dari Pulau Manus dan Nauru yang dibuat pada era Obama. Trump dikabarkan menuduh Australia berusaha mengekspor 'pengebom Boston masa depan' ke AS, dan mengeluhkan bahwa kesepakatan itu akan membunuhnya secara politik.
Raja realestat itu mengecam apa yang ia sebut sebagai kesepakatan bodoh untuk menerima 'imigran gelap' dari Australia.
Menurut harian Washington Post, Trump mengakhiri percakapan hanya setelah 25 menit setelah terlibat perang kata-kata dengan Turnbull. Sesaat sebelum mengakhiri telepon, Trump mengatakan pada Turnbull, percakapan itu 'ialah yang paling buruk' ketimbang percakapan dengan empat kepala negara pada hari itu.
Terus dikecam
Sementara itu, reaksi keras terhadap pemerintahan dan kebijakan Trump muncul dari Panama. Menteri Ekonomi Panama Dulcido De La Guardia menjelaskan kebijakan Trump yang melarang masuknya imigran, termasuk pengungsi dari tujuh negara muslim di dunia menimbulkan kekhawatiran yang sangat tinggi bagi Panama, lebih dari kekhawatiran mereka terkait dengan isu-isu perdagangan.
Mereka khawatir kebijakan Trump akan berdampak pada lonjakan migran yang kemudian lari ke Amerika Tengah dan menetap di sana. Saat ini Panama dipandang sebagai tempat transit untuk para imigran yang melakukan perjalanan darat dari Amerika Selatan melalui Amerika Tengah menuju Meksiko lalu masuk AS.
Masalah menjadi semakin rumit bagi Panama karena rencana pembangunan tembok di sepanjang perbatasan Meksiko-AS. "Jika ini benar-benar terjadi, tidak ada pilihan lain bagi para migran selain tinggal dan menetap di Panama dan ini bisa jadi masalah serius," katanya.
Mengingat AS ialah mitra dagang terbesar Panama, efek dari kebijakan proteksionisme Trump pun menjadi perhatian mereka. "Jika terjadi perang dagang antara Tiongkok dan AS, kemungkinan besar produk-produk akan menuju ke negara lain. Sedikit kemungkinan sistem logistik Panama terkena dampaknya. Kita masih melihat dengan sangat hati-hati apa yang akan terjadi ke depan," tambah De La Guardia.
Kecaman terhadap kebijakan Trump pun disampaikan tujuh rumah sakit papan atas di Amerika Serikat (AS), Rabu (1/2) waktu setempat. Mereka mengatakan, kebijakan diskriminatif itu membahayakan suplai obat-obatan dan membawa AS bergerak mundur. "Kebijakan imigrasi yang menghalangi orang-orang terbaik datang berlatih dan bekerja di AS serta memblokade peserta latihan dan dosen kita untuk bepergian dengan aman itu ialah langkah mundur," ujar Katrina Armstrong, Kepala RS Umum Massachusetts (MGH). Menurutnya, konsekuensi terhadap bidang kesehatan dan farmasi AS akan merugikan pasien. (AFP/DW/I-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved