Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Kredibilitas Donald Trump semakin Diragukan

MI
24/1/2017 08:10
Kredibilitas Donald Trump semakin Diragukan
(AFP/MANDEL NGAN)

HANYA sehari setelah resmi menjabat sebagai presiden Amerika Serikat pada Jumat (20/1), Donald Trump langsung menghadapi tantangan dari media yang menyebut dirinya berbohong, juga penolakan dari demonstran.

Masalah pertama muncul pada Sabtu (21/1). Ketika mengunjungi Badan Intelijen AS (CIA), Trump membual tentang jumlah orang yang hadir dalam inaugurasi dirinya. "Sepertinya yang hadir 1 juta orang, 1,5 juta orang," ujarnya kepada personel CIA.

Pernyataan itu kembali ditegaskan juru bicara Sean Spicer yang melakukan konferensi pers pertama sejak Trump dilantik dengan mengatakan bahwa kerumunan saat pelantikan Trump di Washington ialah yang terbesar. Seketika media sosial ramai mengecam pernyataan Spicer dengan menyebut dirinya pembohong. Bahkan ada yang menjulukinya sebagai 'Baghdad Bob', merujuk pada juru bicara mendiang pemimpin Irak Saddam Hussein yang kerap berbohong.

Konselor Gedung Putih, Kellyanne Conway, menegaskan apa yang disampaikan Spicer bukanlah kebohongan, melainkan sebuah fakta alternatif. Faktanya tidak ada yang bisa dengan pasti mengukur jumlah kerumunan saat itu. Di tambah faktor Washington sebagai transit massal, diindikasikan kerumunan jauh lebih sedikit dari klaim Trump.

Tekanan semakin kuat setelah foto udara beredar dan menunjukkan perbandingan antara kerumunan pada pelantikan Trump dan presiden AS sebelumnya, Barack Obama. Dalam foto itu terlihat massa yang menghadiri pelantikan Obama jauh lebih besar.

Trump terobsesi untuk menjadi yang terbaik dan bahkan mengklaim rating televisi ketika pelantikannya lebih tinggi ketimbang saat Obama dilantik pada 2013. Menurut situs Politifact, Trump dan timnya bahkan telah melakukan hampir 200 kebohongan selama kampanye.

Peristiwa teranyar itu memicu masalah kredibilitas. Rakyat AS akan sulit memercayai informasi atau laporan pemerintahan Trump, terutama isu-isu pengangguran, pertumbuhan ekonomi, juga masalah keamanan nasional.

Trump pun mengecam sekitar 2 juta demonstran di Washington yang menolak dirinya. 'Mengapa orang-orang ini tidak memilih? Selebritas terluka penyebab buruk', tulis Trump di akun Twitter pada Minggu (22/1) pagi. Ia menyasar sejumlah artis papan atas AS yang ikut berunjuk rasa. (AFP/CNN/Ihs/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya