Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

8 Penguasa Kekayaan Dunia

Basuki Eka Purnama
17/1/2017 07:15
8 Penguasa Kekayaan Dunia
()

JURANG antara mereka yang superkaya dan warga dunia yang miskin ternyata lebih lebar daripada perkiraan awal. Pasalnya, hanya ada delapan orang, mulai Bill Gates hingga Michael Bloomberg, yang menguasai kekayaan yang sama dengan 3,6 miliar warga dunia. Hal itu terungkap dalam data yang dirilis Oxfam, kemarin.

Di sela pertemuan tahunan elite politik dan bisnis dunia di resor ski Davos di Swiss, lembaga antikemiskinan tersebut mengatakan jurang antara warga terkaya dunia dan warga miskin meluas jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Organisasi itu lalu mendesak para pemimpin dunia untuk mengambil langkah kongkret untuk mengatasi masalah tersebut.

Jika tidak, imbuh Oxfam, kemarahan publik atas kesenjangan itu akan terus tumbuh dan akan menyebabkan lebih banyak kekisruhan politik seperti yang terjadi dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat dan keputusan warga Britania Raya untuk meninggalkan Uni Eropa.

"Sangat tidak pantas bahwa kekayaan yang begitu besar ada di tangan sedikit orang. Apalagi saat ini banyak orang di dunia yang hanya memperoleh penghasilan kurang dari US$2 (sekitar Rp26.700) per hari," ujar Winnie Byanyima, Direktur Eksekutif Oxfam International di Davos.

Laporan yang sama, tahun lalu, menyebut 62 orang terkaya di dunia memiliki kekayaan yang sama dengan setengah populasi dunia. Tahun ini, Oxfam mengoreksi angka itu menjadi hanya delapan orang berdasarkan informasi dari Bank Swiss Credit Suisse.

Oxfam menggunakan daftar miliarder yang dikeluarkan majalah Forbes terbitan Maret 2016 untuk menetapkan kedelapan orang terkaya dunia yang memiliki kekayaan sama dengan setengah warga dunia. Untuk mengatasi kesenjangan itu, Oxfam menyebut beberapa langkah yang bisa diambil pemerintah negara-negara di dunia.

Langkah-langkah itu antara lain memberlakukan pajak yang lebih tinggi terhadap kemewahan dan pemasukan, untuk memastikan ada keseimbangan dan untuk mendanai pelayanan publik, serta membuka lapangan pekerjaan.

Pemerintah dunia juga bisa memastikan para pekerja mendapatkan bayaran yang layak dan para pengusaha kaya membayar pajak mereka dengan benar. Max Lawson, penasihat kebijakan Oxfam, mendesak para miliarder untuk melakukan hal yang benar, yaitu membayar pajak mereka.

Kebiasaan warga kaya untuk menghindari kewajiban membayar pajak terungkap dengan jelas dalam Panama papers pada tahun lalu. Panama papers berisi data offshore account tempat para pengusaha kaya menyembunyikan kekayaan mereka.

"Saat ini, para miliarder membayar pajak lebih rendah ketimbang pembantu atau sekretaris mereka," ujar Lawson. "Itu gila."

Akibat ketimpangan itu, kepercayaan terhadap pemerintah juga merosot tajam sejak krisis finansial pada 2008. Hal itu diungkapkan Edelman, salah satu firma pemasaran terbesar dunia.

Dalam survei terhadap 33 ribu orang di 28 pasar dunia, Edelman menemukan rendahnya kepercayaan terhadap pemerintah, pengusaha, media, dan bahkan LSM. Kredibilitas CEO berada di tingkat terendah dan pemimpin pemerintahan termasuk kelompok yang paling tidak dipercaya.

Dalam Trust Barometer 2017 yang digelar Edelman diketahui, 53% responden menyebut sistem yang ada telah gagal karena tidak adil dan tidak memberikan harapan untuk masa depan. (AP/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik