Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Duterte Ancam Berlakukan Masa Darurat Militer

17/1/2017 06:30
Duterte Ancam Berlakukan Masa Darurat Militer
(AFP)

PRESIDEN Filipina Rodrigo Duterte mengeluarkan ancaman untuk memberlakukan masa darurat untuk melindungi kebijakannya mengenai perang terhadap narkoba.

"Jika saya ingin, dan masalah narkoba memburuk, saya akan mengumumkan keadaan darurat. Tidak ada yang dapat menghentikan saya," tegas Duterte, Sabtu (14/1) lalu.

Pria berusia 71 tahun itu mengatakan tujuannya ialah mempertahankan kepentingan rakyat dan anak muda di negara tersebut.

Duterte memenangi pemilu pada Mei tahun lalu dengan janji memberantas perdagangan narkoba.

Dia menjanjikan tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menghentikan Filipina menjadi negara narkotika.

Kebijakan keras tersebut telah menewaskan sedikitnya 5.700 orang, hanya dalam enam bulan.

Masa darurat akan memungkinkan Duterte menggunakan militer guna menegakkan hukum sipil dan menahan orang-orang tanpa perlu tuduhan.

Terakhir kali Filipina berada di masa darurat militer ialah selama pemerintahan 20 tahun diktator Ferdinand Marcos pada 1972, yang juga dituduh menjarah miliaran dolar kas negara dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Pasca-Marcos, sebuah konstitusi baru disusun pada 1987 untuk menghindari kediktatoran lain dengan menetapkan enam tahun masa jabatan presiden tunggal.

Konstitusi tersebut juga memberlakukan masa darurat militer hanya untuk 60 hari dan cuma demi menghentikan invasi dan pemberontakan.

Namun, Duterte mengatakan dirinya bisa mengabaikan aturan tersebut.

"Batas 60 hari akan hilang. Saya memberi tahu Anda, jika saya harus menyatakan darurat militer, saya akan mendeklarasikan itu, tidak tentang invasi, pemberontakan, bukan tentang bahaya. Saya akan mendeklarasikan darurat militer untuk melestarikan bangsa ini," ujarnya.

Duterte juga mengatakan telah memerintahkan militer untuk meledakkan kelompok militan Islam yang kerap melakukan penculikan di Filipina Selatan.

"Mereka bertanya, 'Bagaimana dengan sandera?', Maaf, kehancuran jaminan. Jika mereka diledakkan setiap hari, penculikan akan berhenti. Jadi lebih baik tidak membuat diri Anda diculik," pungkas Duterte. (AFP/Ihs/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya