Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PRESIDEN Mali Ibrahim Boubacar Keita mendesak Presiden Gambia Yahya Jammeh mundur dari jabatannya untuk mencegah pertumpahan darah.
Seruan itu disampaikan lantaran Jammeh berkeras berkuasa sehingga dapat memaksa intervensi militer.
"Pada 19 Januari, saya berani berharap kebijaksanaan Afrika akan meyakinkan saudara kita (Jammeh) bahwa muslim yang baik seperti yang ia klaim akan memahami kebaikan yang lebih besar bagi Gambia, yang tidak perlu ada pertumpahan darah," seru Keita kepada para wartawan.
Krisis politik Gambia terjadi setelah Jammeh menolak hasil pemilu 1 Desember tahun lalu.
Ia menganggap Adama Barrow tidak pantas dilantik lantaran masih terbelit kasus.
Krisis Gambia menjadi fokus utama pertemuan puncak 30 pemimpin Afrika yang digelar bersama oleh Mali dan Prancis.
Pertemuan dihadiri presiden terpilih Gambia Adama Barrow yang meminta bantuan para pemimpin Afrika barat guna mengatasi krisis politik yang dihadapinya.
"Kami telah menunjukkan isyarat kuat. Pertama, kami telah menerima presiden baru," ujar Keita yang mengacu pada Barrow.
Barrow mendadak datang ke Bamako seusai pembicaraan krisis di Banjul, Gambia, dengan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, dan Presiden Ghana John Mahama. (AFP/*/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved