Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Ratusan Ribu Pelayat Lepas Rafsanjani

11/1/2017 07:10
Ratusan Ribu Pelayat Lepas Rafsanjani
(AFP/ATTA KENARE)

RATUSAN ribu pelayat berkumpul untuk menghadiri upacara pemakaman mantan Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani yang meninggal pada usia 82 tahun akibat serangan jantung, di Universitas Teheran, Teheran, Iran, Selasa (10/1).

Pemimpin agung Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan kenangan baik dari Rafsanjani yang dikenal sebagai sosok moderat. Khamenei mengakui bahwa mendiang Rafsanjani memiliki pandang-an yang berbeda dengan dirinya.

Presiden Iran Hassan Rouhani yang dikenal telah membawa kesuksesan dalam negosiasi program nuklir dengan Barat dan mencapai puncaknya pada 2015, juga turut hadir dalam upacara pemakaman.

Tidak hanya itu, politisi dari kalangan konservatif yang kerap berbeda pandang-an seperti juru bicara parlemen Ali Larijani dan saudaranya yang menjabat si lembaga yudikatif, Ayatollah Sadegh Larijani, pun turut hadir.

Mantan Presiden Iran Mohammad Khatami, yang dikenal sebagai sahabat dekat dan berpandangan sama, justru tidak termasuk undangan resmi dalam upacara pemakaman tersebut. Media sosial menyebutkan Khatami dilarang menghadiri upacara itu.

Di permakaman yang juga menjadi tempat peristirahatan terakhir mendiang Ayatollah Ruhollah Khameini, pemimpin Revolusi Iran 1979, ribuan orang telah menunggu kedatangan jenazah Rafsanjani. Rafsanjani juga akan dimakamkan di tempat itu.

Kendaraan yang membawa keranda jenazah yang ditutupi dengan selembar sorban putih itu bergerak menyusuri Jalan Utama Enghelab. Surat kabar Shargh melaporkan kendaraan sulit ber-gerak di antara ratusan ribu pelayat.

Rafsanjani menjabat sebgai presiden 'Negeri para Mullah' pada 1989-1996. Ia dikenal sebagai seorang yang moderat dan termasuk kubu kelompok reformis.

Namun, Rafsanjani tersingkir dari lingkaran pemerintahan Iran setelah Mahmoud Ahmadinejad kembali memenangi pemilu presiden pada 2009. Rafsanjani pernah melontarkan pernyataan keras terhadap Ahmadinejad yang menggunakan kekuatan senjata mematikan karena ingin mengembangkan senjata nuklir.

Dalam laporan stasiun televisi pemerintah, beberapa detik saat upacara pemakaman, para pelayat berteriak, "Hidup Hashemi (Rafsanjani), hidup Khatami!

" Sejumlah tayangan video diunggah media sosial yang menunjukkan beberapa pelayat berdiri di sisi jalanan Kota Teheran. Mereka berteriak memuja Rafsanjani dan sahabatnya yang dikenal sebagai sosok reformis, Mir Hossen Mousavi.

Mousavi dan pasangannya, Mehdi Karoubi, kalah dalam pemilu presiden yang digelar pada 2009. Pada 2011 mereka ditangkap aparat keamanan dan dijadikan tahanan rumah.

Penangkapan dilakukan setelah keduanya yang tergabung dalam Gerakan Hijau berunjuk rasa menentang kebijakan pemerintah. Namun, rezim menyebut aksi tersebut sebagai tindakan yang menghasut rakyat untuk melawan pemerintah. (AFP/Ire/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya