Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
HADIAH, pohon, dan cahaya yang disiapkan untuk menyambut Natal dan Tahun Baru menghiasi bagian depan toko di jalan utama Kota Gaza dengan harapan menarik pengunjung dan meningkatkan penjualan.
Warga di daerah kantung Palestina tersebut dirundung kondisi ekonomi yang lesu. Para pemilik toko di sepanjang Jalan Omer Al-Mukhtar di pusat Kota Gaza memajang hadiah dan barang dagangan mereka untuk meramaikan suasana dalam upaya mengimbangi resesi ekonomi tajam yang telah dihadapi daerah kantung miskin itu sejak Hamas menguasai Jalur Gaza pada 2007.
Bagian depan toko telah dihiasi dengan bermacam hadiah yang dipusatkan pada beragam bentuk seperti Santa Klaus dan kereta terkenalnya, serta hiasan hati berwarna merah dengan tulisan 'Selamat Tahun Baru', demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu (31/12) malam.
Pemandangan seperti itu langka di masyarakat konservatif seperti di Jalur Gaza, yang didominasi oleh pandangan bahwa penampilan tersebut tabu.
Mohamed Ajour, seorang penjaga toko di Kota Gaza, mengatakan kepada Xinhua bahwa ia dan pedagang lain memandang kesempatan Tahun Baru dan 'sebagai peristiwa sangat penting untuk menari pengunjung agar membeli hadiah dan selanjutnya itu bisa membantu menyiari gerakan perdagangan yang lesu di seluruh Jalur Gaza'.
Hadiah-hadiah yang kebanyakan dijual kepada pengunjung ialah yang berhubungan dengan musim liburan seperti kostum Santa Klaus dan topi merah serta patung yang digunakan untuk menyambut Tahun Baru. Satu pohon Natal yang diberi cahaya warna-warni telah diletakkan di luar toko Ajour, tempat pengunjung berhenti untuk mengambil gambar.
Ibrahim Farajj, seorang juru foto lokal di Kota Gaza, mengatakan kepada Xinhua bahwa menghiasi bagian depan toko dengan cahaya dan hadiah cantik seperti itu 'bukan hanya membantu menarik pengunjung untuk membeli, tapi juga itu memungkinkan mereka mendokumentasikan kegiatan tahun ini, yang menyambut tahun baru dengan harapan kondisi akan lebih baik tahun depan'.
"Mengambil gambar orang-orang atau keluarga di pasar dan di jalan utama Kota Gaza, terutama di dekat pohon Natal, atau mengenakan topi merah ..., sangat terkenal di kalangan pengunjung," kata Farajj.
Toko lain di Kota Gaza, yang menjual pakaian, parfum, perhiasan dan kosmetik, memanfaatkan musim liburan untuk memamerkan produk dan barang mereka. Warna merah adalah warna yang paling banyak terlihat di berbagai toko di Jalur Gaza.
Restoran dan hotel di Kota Gaza, sebagian besar berada di sepanjang pantai, mengumumkan bermacam kegiatan buat pengunjung mereka, seperti pesta sebelum tengah malam pada Malam Tahun Baru. Pada tahun-tahun lalu, polisi dan pasukan keamanan Hamas biasanya melarang acara perayaan.
Namun, yang aneh ialah Kementerian Dalam Negeri yang dikelola Hamas mengatakan mereka yang merencanakan perayaan Tahun Baru di restoran, kafetaria, dan hotel bahwa mereka dapat merayakannya hanya pada 30 Desember, dan bukan pada 31 Desember, kata beberapa pemilik restoran di Jalur Gaza.
"Kementerian Dalam Negeri memberitahu kami bahwa kementerian tersebut memutuskan untuk mengizinkan kami merayakan pada 30 Desember sebab perayaan Tahun Baru pada 31 Desember adalah kebiasaan Barat --yang sepenuhnya bertentangan dengan ajaran dan filsafat agama," kata Abu Hassira, Ketua Perhimpunan Restoran di Kota Gaza. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved