MOHAMED Siad Barre diangkat sebagai Presiden Somalia setelah terjadinya kekosongan kekuasaan pascapembunuhan Presiden Abdirashid Ali Shermarke dalam kudeta yang dipimpin Barre. Barre memimpin negara itu selama 22 tahun. Semasa pemerintahannya, ia mencoba membangun pemujaan kepribadian, yaitu dengan poster-poster bergambar dirinya yang mudah ditemui di Kota Mogadishu pada saat itu.
Semasa Perang Dingin, Uni Soviet dan Amerika Serikat berminat besar untuk menguasai wilayah Somalia karena lokasinya yang strategis sebagai pintu masuk menuju Laut Merah. Pemerintahan Barre awalnya didukung Uni Soviet, tapi dibatalkan pada 1977 setelah upaya Somalia untuk menganeksasi wilayah Ogaden milik Ethiopia. AS menggantikan peran Uni Soviet sebagai pendukung kuat pemerintahan Barre hingga 1989.
Barre terguling dari kekuasaannya pada 26 Januari 1991. Penggantinya sebagai presiden ialah Ali Mahdi Muhammad. Dua kali Barre berusaha mengambil alih Mogadishu, tapi tidak berhasil, hingga pada Mei 1992 dia mengasingkan diri. Keinginannya untuk tinggal di Nairobi, Kenya, gagal setelah kelompok-kelompok oposisi setempat memprotes kehadirannya dan lebih mendukung pemerintah Kenya. Akhirnya Barre menetap di Nigeria. Pada 2 Januari 1995, ia meninggal di Kota Lagos akibat serangan jantung. Jenazahnya dimakamkan di Somalia.