Pelaku Memiliki 13 Senjata Legal

Andhika Prasetyo
04/10/2015 00:00
Pelaku Memiliki 13 Senjata Legal
Chris Harper Mercer(AFP /MYSPACE.COM/BYLINE)

Kepala Polisi County Douglas, John Hanlin, menegaskan usulan Obama soal undang-undang kepemilikan senjata bukanlah jawaban.

AGEN Khusus Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Peledak (BATFE) Amerika Serikat (AS) menemukan tujuh pucuk senjata api saat menggeledah sebuah kamar apartemen di Winchester, Oregon, AS, yang menjadi tempat tinggal pelaku penembakan Chris Harper Mercer, 26.

"Di lokasi kejadian, kami menemukan lima pistol dan satu senapan laras panjang. Dengan yang kami temukan saat ini, jumlahnya ada 13 buah," ujar seorang agen BATFE, Celinez Nunez, yang juga menemukan sejumlah amunisi saat penggeledahan.

Semua senjata tersebut, papar Nunez, didapatkan Mercer dan anggota keluarganya dengan cara yang legal dan resmi terdaftar pada 2012 dan 2013.

Setelah melakukan penyelidikan, diketahui bahwa Mercer sempat mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan di akademi penggunaan senjata pribadi, Seven 4 Para, California, AS. "Awalnya, kami memintanya untuk mengikuti pelatihan untuk pemula, tetapi ia mengatakan dirinya sudah berpengalaman dengan senjata api," ujar pemimpin dan kepala instruktur Seven 4 Para.

Way mengaku ia takut Mercer menyalahgunakan kemampuannya menggunakan senjata. "Saat itu saya memiliki firasat tidak baik tentang anak itu. Akhirnya saya menolaknya berlatih di sini," lanjut Way.

Pihak keamanan setempat juga mengungkapkan bahwa Mercer merupakan mahasiswa yang terdaftar di universitas. Ia melakukan penembakan brutal di Umpqua Community College, Roseburg, Oregon, AS, yang menewaskan sembilan orang. Mercer sendiri tewas setelah baku tembak dengan aparat keamanan.

"Ia (Mercer) terdaftar di sini sebagai mahasiswa. Ia mengikuti kelas bahasa Inggris dan teater," papar Presiden Interim Umpqua Community College seperti dikutip CNN.

Kementerian Pertahanan AS juga menyebutkan pelaku penembakan pernah bertugas di Angkatan Darat sejak 5 November hingga 11 Desember 2008. Ia ditempatkan di Fort Jackson, South Caroline, AS.

"Namun, ia dikeluarkan karena tidak memenuhi standar administrasi minimum," ujar Pentagon dalam sebuah rilis.

Seorang pejabat militer juga mengatakan Harper-Mercer tidak pernah berhasil lulus dari program pelatihan dasar.

UU bukan jawaban

Untuk menanggapi kasus penembakan yang terus terulang dan banyak memakan korban jiwa di negaranya, Presiden AS Barack Obama terus mendesak agar undang-undang yang mengatur kepemilikan senjata api dapat segera disahkan.

"Ini sesuatu yang tidak bisa saya lakukan sendiri," ujar Obama dengan penuh emosi saat jumpa pers di Gedung Putih, Kamis (1/10) malam waktu setempat. "Hal ini terus terjadi hampir setiap bulan di Amerika karena pilihan politik yang kita buat."

"Dengan tidak disahkannya undang-undang tersebut, berarti kita membiarkan hal ini terus terjadi. Kita semua bertanggung jawab kepada keluarga-keluarga yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai," lanjut Obama.

Berbeda dengan Obama, Kepala Polisi County Douglas, John Hanlin, yang bertanggung jawab atas keamanan Roseburg, menegaskan bahwa pernyataan dan usulan Obama saat ini bukanlah jawaban atas maraknya kasus penembakan di AS.

"Pengendalian senjata api bukanlah jawaban untuk mencegah kejahatan keji seperti yang baru saja terjadi," ujar Hanlin.

"Saya ingin tetap fokus untuk menyelesaikan penyelidikan ini dan fokus pada keluarga korban. Sekarang bukan saat yang tepat untuk membahas pengendalian senjata api," lanjutnya.(AFP/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya