PAKTA Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kemarin, mengatakan pasukan khususnya telah mencapai Kota Kunduz, sebuah wilayah di utara Afghanistan, untuk mendukung pasukan militer setempat dalam upaya melawan kelompok bersenjata Taliban yang saat ini menguasai wilayah strategis tersebut.
"Pasukan khusus kami telah berada di Kunduz. Pasukan Amerika Serikat (AS) juga telah melancarkan tiga kali serangan udara di sekitar wilayah tersebut sejak Selasa," ungkap pejabat NATO.
Salah seorang sumber dari militer Barat mengungkapkan bala bantuan NATO tersebut terdiri dari pasukan AS, Inggris, dan Jerman. Namun, ia tidak memerinci berapa banyak pasukan dan jet tempur yang dikirim ke Kota Kunduz dalam misi tersebut.
Sebelumnya, pihak Afghanistan ingin merebut kembali kota tersebut dengan kekuatan sendiri. Namun, serangan tidak terduga yang dilakukan Taliban membuat pasukan militer setempat gagal untuk mendekati wilayah itu. Pasukan NATO pun memberi dukungan dengan serangan udara.
"Taliban telah menanam ranjau darat dan jebakan lainnya di sekitar Kunduz. Hal itu menyulitkan pergerakan pasukan kami ke wilayah tersebut," ujar pejabat keamanan Afghanistan.
Kendati demikian, seorang agen mata-mata Afghanistan mengatakan pasukan militer lokal, Selasa (29/9) malam, telah melakukan serangan dan berhasil menewaskan Mawlawi Salam, gubernur tandingan milik Taliban untuk kota tersebut.
"Mawlawi Salam dan wakilnya serta 15 pejuang lainnya tewas dalam serangan malam itu," ujar agen mata-mata tersebut.
Namun, keberhasilan tersebut dianggap tidak berarti dengan jatuhnya Kunduz ke tangan para pemberontak. Begitu banyak penduduk se-tempat yang panik dan melarikan diri keluar dari wilayah tersebut.
Kesempatan bagi Taliban untuk memperluas wilayah kekuasaannya pun semakin besar. Tak pelak, hal tersebut menjadi pukulan besar bagi pasukan militer Afghanistan.
"Semua berawal dari pasukan militan yang perlahan-lahan menyusup ke wilayah Kunduz selama festival Idul Adha digelar. Setelah itu mereka meluncurkan serangan yang tentunya memudahkan mereka untuk menguasai kota dalam beberapa jam," papar pejabat keamanan Afghanistan.
Dengan menguasai Kunduz, yang berbatasan dengan Tajikistan dan merupakan pusat transportasi utama untuk bagian utara negara itu, Taliban bisa membuat basis baru di luar wilayah utama mereka di bagian selatan.
"Dalam jangka panjang, mungkin kami tidak mampu mempertahankan kontrol. Akan tetapi, kemenangan ini akan mengubah kepercayaan pemerintah Afghanistan yang sebelumnya menganggap kami kuat di daerah yang berbatasan dengan Pakistan saja," kata komandan pasukan Taliban.(AFP/Pra/I-3)