Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan memandang sinis simpati media massa Barat atas usaha kudeta yang gagal terhadap dirinya. Dia pun meresmikan pembukaan saluran Ankara (media televisi pemerintah) berbahasa Inggris sebagai usaha penyeimbang pemberitaan.
Dalam pidato peresmian saluran TRT World, Erdogan mengatakan ada jurnalis di media Barat yang bersimpati pada ulama Turki yang dianggapnya sebagai dalang kudeta, Fethullah Gulen. "Jika kudeta itu berhasil, kamera dan pena media asing akan wara-wiri melegitimasi kudeta," kata Erdogan.
TRT World telah mengudara sejak Maret 2015, tapi baru diresmikan melalui seremoni di istana presiden kemarin, setelah Turki berulang kali memprotes pandangan berlebihan media Barat atas konflik di Suriah dan Timur Tengah.
"Jika singa tidak menulis kisah mereka sendiri, kita harus mendengarkan kisah dari si pemburu," ujar Erdogan mengutip peribahasa Afrika. Saluran itu dianggap sebagai 'jendela dunia' bagi Turki.
Erdogan pun mengatakan media asing yang kini mengkritik Turki atas kebebasan berekspresi itu akan menayangkan keterangan dari junta militer. Namun, dengan gagalnya upa-ya kudeta, menurutnya, berita utama mereka tidak berarti.
Penguasa Turki itu menyebutkan negaranya memiliki pengalaman pahit tiga tahun terakhir dan memahami perilaku media asing saat memberitakan demonstrasi melawan dia pada 2013.
Erdogan meyakini ada penulis menganggap kudeta 15 Juli lalu sebagai harapan terakhir Turki, dengan Gulen dan Partai Pekerja Kurdi (PKK) diberi tempat istimewa. Erdogan berkomentar demikian setelah Turki dinilai bertindak keras saat menghadapi kudeta termasuk menangkapi wartawan.
Sementara itu, perlakuan berbeda diberikan Turki kepada Israel setelah kejadian 2010 lalu di Jalur Gaza. Erdogan berniat menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel setelah pecah selama enam tahun.
"Kami menunjuk perdana menteri penasihat hubungan luar negeri, Kemal Okem, sebagai duta besar Israel. Saya yakin dia sudah mulai kerja kemarin," tuturnya, kemarin.
Bukan tanpa alasan, normalisasi itu dilakukan setelah Israel setuju memberi kompensasi US$20 juta atas serangan dan mengizinkan bantuan Turki ke Gaza lewat pelabuhan Israel sebagai permintaan maaf.
Di sisi lain, Israel menunjuk Eitan Naeh, mantan kepala deputi misi Israel di London, sebagai duta besar untuk Turki. Saat dikonfirmasi AFP, Naeh belum mulai bekerja tapi diharapkan segera mulai setelah proses pengesahan final.
Serangan pada 2010 lalu menewaskan 10 aktivis Turki dan membuat hubungan Turki-Israel terperosok. Erdogan bahkan sempat menuding Israel sebagai bangsa yang 'tetap menyimpan roh Hitler'.
Namun, kedua pihak bekerja sama membawa kembali hubungan mereka dan membicarakan proyek ambisius jalur pipa gas Israel ke Turki dan Eropa. (AFP/Ire/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved