Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Paus Fransiskus Tebarkan Pesan Cinta

(AFP/Yanurisa Ananta/I-2)
29/9/2015 00:00
Paus Fransiskus Tebarkan Pesan Cinta
(AFP)
"HORMATI para imigran, pelihara lingkungan hidup, dan bantu mereka yang membutuhkan!" Itulah pesan yang disampaikan Paus Fransiskus dalam lawatan selama sembilan hari di Amerika Serikat. Di hari terakhir kunjungannya ke 'Negeri Paman Sam' itu, pemimpin tertinggi umat Katolik itu menggelar misa di sebuah lapangan terbuka di Philadelphia. Kerumunan orang berbaris memadati jalanan tempat Paus melintas menggunakan Popemobile. Mereka menyerukan nama pria asal Argentina itu. Warga yang memenuhi jalanan itu bukan hanya mereka yang beragama Katolik.

Sejumlah warga muslim, Kristen, dan beberapa pengikut keyakinan lain turut hadir karena mengamini pesan universal tentang cinta Sri Paus. Dalam jadwalnya yang padat, Paus mengunjungi sebuah sekolah imigran di New York, para tunawisma di Washington, dan tahanan di Philadelphia. Setibanya di Philadelphia, ia menghentikan Fiat 500-nya untuk menyapa seorang anak yang duduk di atas kursi roda. Sebelumnya, secara pribadi, Fransiskus bertemu Presiden AS Barack Obama di Washington. Dia juga menjadi Paus pertama yang memberikan sambutan di Kongres AS.

Dalam sambutannya, Paus mendesak para pemimpin negara adidaya itu untuk bertanggung jawab dalam membangun sistem ekonomi, melawan pemanasan global, membatasi perdagangan senjata dan menghapus hukuman mati. Di New York, ia memimpin doa antarkeyakinan untuk perdamaian dunia di Ground Zero, untuk mengenang kejadian 11 September 2001 yang menewaskan hampir 3.000 orang. Ia menyebut tempat itu 'berbicara lantang mengenai misteri iblis'. Di Philadelphia, Vatikan mengatakan lebih dari 1 juta orang memadati jalanan untuk menyaksikan parade perpisahan.

Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat saat kunjungan Paus Johannes Paulus II pada 1979. "Saya pikir Paus Fransiskus mencoba membuat orang-orang melihat bahwa gereja ada untuk semua orang," kata Sandy Fuga, seorang pensiunan guru Katolik yang berdiam di Benjamin Franklin Parkway di Philadelphia. Namun, beberapa pihak menganggap Paus minim kritik dengan tidak bertemu dengan seorang imam pedofilia yang melakukan tindak kekerasan terhadap lima bocah.

Secara pribadi, ia pun menemui lima korban pada Minggu (27/9). "Saya amat malu bahwa manusia yang dipercaya mengurus anak-anak dengan lembut justru menyakiti anak-anak kecil dan membahayakan. Saya sangat sedih," kata Paus. Kebanyakan warga AS yang berkemah di luar untuk melihat Paus secara sekilas berpendapat upaya Paus meremajakan gereja masih terhalang oleh skandal-skandal tersebut. Itulah yang menjadi sebab berkurangnya jumlah imam.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya