Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
SALING klaim memiliki keunggulan dilontarkan dua perusahaan raksasa pembuat pesawat. Mereka bersaing untuk meyakinkan Tiongkok yang tengah menambah armada pesawat mereka. Perang klaim itu mencuat di Zhuhai Air Show, Tiongkok yang berlangsung sejak Selasa (1/11) hingga Minggu (6/11) mendatang.
Tiongkok merupakan medan pertempuran penting bagi perusahaan pabrik pembuat pesawat dari negara Barat. Pasalnya, kini 'Negeri Tirai Bambu' menjadi pasar penting seiring dengan meningkatnya para pelancong dari negara tersebut.
Perusahaan pembuat pesawat Airbus yang mengutip Global Market Forecast mengungkapkan bahwa maskapai di Tiongkok masih membutuhkan sekitar 6.000 pesawat baru dengan nilai US$945 miliar dalam dua dekade mendatang.
Pesaing Airbus, Boeing, justru menjelaskan harapan yang lebih optimistis. Tiongkok disebutkan masih membutuhkan 6.800 pesawat dengan nilai US$1 triliun.
Namun, untuk memenangi pasar Tiongkok yang menjanjikan, dua pabrik pesawat itu, Boeing dari Amerika Serikat (AS) dan Airbus dari Prancis, harus membangun kemitraan dengan perusahaan lokal.
Boeing tengah merencanakan membuka fasilitas yang bermitra dengan perusahaan Commercial Aircarfy Corp.of China (COMAC) untuk pengecatan dan pemasangan kabin pesawat Boeing tipe 737.
Presiden Airbus Tiongkok, Eric Chen, menolak rencana perusahaan yang berpusat di Seattle, Washington, AS, untuk menyamai pesawat buatan Airbus. Pesaingnya tersebut dinilai mengikuti jejaknya.
"Saya memiliki dua daya tarik," kata Chen pada jumpa pers di pameran industri dirgantara terbesar di Zhuhai, Tiongkok. "Pertama, keputusan yang dibuat 10 tahun lalu sangat tepat. Daya tarik kedua, kami memiliki keunggulan dibandingkan kompetitor."
Sang kompetitor, Boeing dari AS, pun tidak mau kalah. Darren Hulst, Direktur Manajemen Pemasaran Boeing untuk Asia Timur Laut, mengatakan kepada para wartawan bahwa pesawat Airbus A350 masih kalah dari Boeing 787 dengan kelebihan badan lebar, kapasitas, emisi karbon, dan ukuran jendela yang aerodinamik.
Chen menjelaskan pihak Boeing telah mengirim 14 pesawat Boeing 787-9s ke Tiongkok pada tahun ini. Bahkan Tiongkok telah memesan lagi sebanyak 46 pesawat.
"Pesawat Boeing 787 memiliki kelebihan dan teknologi serta beberapa fitur di dalamnya yang tidak ditemukan pada pesawat (Airbus) A350 yang akan dipasarkan segera," tegas Hulst.
Baik Boeing maupun Airbus memandang pasar masa depan yang cerah di Tiongkok. Namun, Beijing yang kini menjadi pasar potensial akan berubah menjadi kompetitor.
Otoritas Tiongkok terus mendorong perusahaan-perusahaan untuk mendapat teknologi dan skil di berbagai sektor. Beijing juga tengah memacu sektor pesawat ruang angkasa 'Made in China 2025'.
Dengan bermitra dengan Boeing dan Airbus, COMAC tengah mengembangkan dan memproduksi jet dengan lorong tunggal. (AFP/Ihs/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved