Israel Serang Suriah, Hantam Situs Militer dekat Homs

ISRAEL melancarkan serangan ke ibu kota Suriah, Damaskus dan menyasar situs militer di dekat kota barat Homs pada hari Kamis (24/10).

"Serangan Israel menargetkan lingkungan Kafr Sousa di Damaskus tengah dan sebuah situs militer di pedesaan Homs, menewaskan satu tentara dan melukai tujuh orang lainnya," kata Kementerian Pertahanan Suriah dalam sebuah pernyataan.

Kementerian mengatakan serangan itu menyebabkan kerusakan material, namun mereka tidak menjelaskan lebih lanjut. 

Baca juga : Israel Serang Konsulat Iran di Suriah, Korban Tewas Bertambah

Sebelumnya pada hari itu, media pemerintah Suriah mengatakan ledakan terdengar di Damaskus setelah Israel menyerang sebuah bangunan tempat tinggal di Kafr Sousa.

Israel biasanya tidak mengomentari laporan spesifik mengenai serangan di Suriah.

Israel telah melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran yang terkait dengan Iran di Suriah selama bertahun-tahun, namun mereka telah meningkatkan serangan sejak serangan terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu oleh kelompok militan Palestina Hamas.

Baca juga : Indonesia Kecam Israel yang Serang Kedubes Iran di Damaskus

Pada hari Rabu (23/10) serangan Israel menghantam pinggiran selatan Beirut dan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mengatakan bahwa mereka menembakkan rudal berpemandu presisi untuk pertama kalinya ke sasaran Israel. 

Serangan di pinggiran Beirut menyebabkan kobaran api tebal membumbung ke langit malam satu demi satu, tak lama setelah juru bicara militer Israel mengeluarkan peringatan evakuasi di lingkungan tersebut.

Serangan lain terjadi tanpa peringatan, menghantam kantor stasiun penyiaran pro-Iran Al-Mayadeen yang berada di dekatnya, kata stasiun tersebut. Dikatakan bahwa kantor tersebut telah kosong sejak konflik dimulai. 

Baca juga : Iran Bersumpah akan Membalas Serangan Israel di Damaskus

Kementerian Kesehatan Libanon mengatakan satu orang tewas dan lima lainnya, termasuk seorang anak, terluka.

Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (23/10) malam bahwa mereka telah meningkatkan serangannya terhadap Israel, menggunakan rudal presisi untuk pertama kalinya dan meluncurkan drone jenis baru ke sasaran Israel, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Militer Israel mengatakan empat proyektil diidentifikasi ditembakkan dari Libanon, dua dicegat dan dua jatuh ke tanah.

Baca juga : Israel Klaim Serang Irak, Yaman dan Iran sebagai Aksi Balasan

Baku tembak yang semakin intensif terjadi ketika Washington melakukan upaya besar terakhir untuk perdamaian antara Israel dan kelompok Hizbullah dan Hamas yang didukung Iran sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November yang dapat mengubah kebijakan AS.

Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan tur di wilayah tersebut untuk mendorong penghentian pertempuran.

Blinken, yang sering melakukan perjalanan ke Timur Tengah selama perang, melakukan perjalanan pertamanya sejak Israel membunuh pemimpin Hamas Yahya Sinwar, musuh paling dicarinya. Di mana kematiannya diharapkan Washington dapat memberikan dorongan bagi perdamaian.

Namun konflik tampaknya semakin meluas, dengan serangan baru terjadi sekitar tengah hari pada hari Rabu di Tyre, sebuah kota pelabuhan yang terdaftar di UNESCO di Libanon selatan, yang juga terjadi setelah perintah evakuasi Israel.

Puluhan ribu orang telah meninggalkan Tirus ketika Israel meningkatkan kampanyenya untuk menghancurkan Hizbullah di Libanon dan Hamas di Gaza, keduanya merupakan sekutu dekat musuh bebuyutannya di Timur Tengah, Iran.

Pelabuhan ini biasanya ramai karena para nelayan, turis dan bahkan pasukan penjaga perdamaian PBB sedang istirahat dari penempatan mereka. 

Perintah evakuasi Israel minggu ini untuk pertama kalinya mencakup wilayah Tirus, hingga kastil kunonya.

“Kami lebih baik mati dengan bermartabat daripada hidup di jalanan,” kata Batoum Zalghout, 25, yang melarikan diri dari zona evakuasi terakhir ke bagian lain kota tersebut. 

Dia mengatakan sudah lima kali mengungsi bersama kedua anaknya

Militer Israel mengatakan pihaknya telah menargetkan pusat komando dan kendali Hizbullah di sana, termasuk markas besarnya di bagian selatan. 

Namub belum ada komentar langsung dari Hizbullah.

Di Gaza, tempat Israel mengintensifkan serangan di tepi utara wilayah tersebut sejak pembunuhan pemimpin Hamas pekan lalu, otoritas kesehatan dan warga melaporkan 42 orang tewas dalam serangan baru Israel, sebagian besar terjadi di wilayah utara.

Di antara korban tewas adalah Mohammed dan Bilal Abu Atwi  (seorang sopir badan bantuan PBB UNRWA dan saudaranya) yang tewas dalam serangan yang meledakkan kendaraan mereka yang bertanda PBB di Deir al-Balah.

“Anak-anak kami menjadi martir karena mereka mengabdi pada komunitas dan masyarakatnya,” kata ayah mereka, Marwan, di rumah sakit tempat jenazah mereka dibaringkan dalam kantong plastik putih.

AS telah menulis surat kepada Israel, memberinya waktu 30 hari untuk meningkatkan akses bantuan kemanusiaan di Gaza, yang hampir setiap hari mengalami pemboman, atau berisiko kehilangan sebagian bantuan militer AS.

Sesampainya di Libanon untuk melakukan pembicaraan mengenai mengakhiri permusuhan, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa memberikan senjata kepada Israel merupakan sebuah dilema.

“Di satu sisi, Israel diserang setiap hari dan tidak mendukungnya berarti masyarakatnya tidak dilindungi. Di sisi lain, Jerman juga bertanggung jawab untuk membela hukum kemanusiaan internasional,” katanya.

Blinken mengatakan sekarang saatnya bagi Israel untuk mengubah kemenangan militernya menjadi keberhasilan strategis yang abadi, dengan memulangkan sandera yang disandera oleh Hamas dan mengakhiri konflik dengan rencana pascaperang yang jelas.

Serangan Israel di Libanon selama sebulan terakhir telah menewaskan hampir seluruh pimpinan Hizbullah, sebuah pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam empat dekade pertempuran Israel melawan kelompok tersebut.

Pada tahun sejak pejuang yang dipimpin oleh Sinwar mengamuk di kota-kota Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, Israel telah menghancurkan Gaza untuk membasmi Hamas, menewaskan hampir 43.000 warga Palestina. 

Serangan bulan lalu di Libanon telah menyebabkan sedikitnya 1,2 juta warga Libanon mengungsi. (Alarabiya/Fer/P-3)