Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
KEITH Vaz, 59, anggota parlemen senior Inggris dari Partai Buruh, mungkin tak pernah menyangka bahwa Minggu (4/9) ialah hari terburuk dalam hidupnya. Tabloid Inggris, Sunday Mirror, telah mengungkap skandal kehidupan seksnya ke publik.
Tabloid tersebut secara panjang lebar, yang menjadi ciri khasnya, mengungkap skandal kehidupan seks Vaz yang melibatkan prostitusi penyuka sesama jenis atau gay. Skandal itu mencoreng karier politik Vaz yang telah berlangsung 29 tahun sejak terpilih pertama kali pada 1987 dari wilayah Leicester Timur.
Vaz merupakan menteri senior pertama keturunan Asia. Mantan menteri Eropa di bawah pemerintahan Perdana Menteri Tony Blair itu memimpin komisi urusan dalam negeri di parlemen, komisi yang sangat berpengaruh dengan tugas menyelidiki imigrasi, kebijakan narkoba, dan pekerja seks.
Dalam laporannya, Sunday Mirror menyebutkan ayah dua anak itu diketahui membayar dua pendamping pria untuk layanan mereka. Sebuah rekaman video menunjukkan Vaz bertemu dengan kedua pria tersebut di apartemennya yang tidak jauh dari rumahnya di utara London bulan lalu.
Dalam rekaman pembicaraan dengan pria pendamping itu, Vaz menawarkan diri untuk membelikan kokain guna kencan berikutnya meskipun Vaz mengatakan tidak akan memakai narkoba tersebut.
Vaz juga meminta pria tersebut membawa popper atau amyl nitrate, sejenis obat-obatan seks, untuk pertemuan mereka. Padahal sebelumnya di parlemen Vaz mengatakan akan melarang popper jika obat tersebut terbukti berbahaya.
Pengungkapan itu telah memicu perdebatan bahwa surat kabar tersebut secara tidak adil telah mencampuri kehidupan pribadi Vaz. Namun, Sunday Mirror menjustifikasi pengungkapan itu. Tabloid itu beralasan pengungkapan tersebut untuk kepentingan publik karena Vaz berperan penting dalam mencermati undang-undang tentang pekerja seks dan narkoba.
Pascapemberitaan tersebut Vaz yang lahir di Yaman dari orangtua asal Negara Bagian Goa, India, itu akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua komisi urusan dalam negeri, Selasa (6/9).
"Demi kepentingan komisi urusan dalam negeri sehingga tugas-tugas yang penting bisa dilakukan tanpa hambatan apa pun," ujarnya saat mengumumkan pengunduran dirinya.
"Saya benar-benar menyesal atas insiden-insiden belakangan ini. Adalah mustahil hal itu dilakukan jika saya tetap memimpin," sambungnya.
Vaz dijadwalkan menggelar rapat dengan para kolega di komisi yang dipimpinnya untuk membahas skandal tersebut. Namun, ia akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri lebih dulu dari jabatan yang telah digenggamnya selama sembilan tahun itu.
Sebagai penggantinya, Vaz merekomendasikan Tim Loughton dari Partai Konservatif di saat proses penggantian dirinya berlangsung. (AFP/Ihs/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved