Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
WAHANA peneliti milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Curiosity, menemukan bukti air dalam bentuk cair terdapat di bawah permukaan Planet Mars.
Mars sejatinya terlalu dingin untuk mendukung air cair di permukaan, tetapi garam dalam tanah telah berhasil menurunkan titik bekunya.
Temuan itu memberikan validitas kepada teori yang mengatakan terdapat garis-garis gelap yang terlihat pada fitur seperti dinding kawah dan hal tersebut dibentuk aliran air.
Menurut para ilmuwan, bentuk air cair ditemukan pada saat garam dalam tanah, yang disebut perchlorate, menyerap uap air dari atmosfer.
Air dalam bentuk cair tetap bertahan dalam bentuk itu hingga suhu minus 70 derajat celsius, suatu kondisi yang tidak memungkinkan bagi makhluk hidup untuk bisa bertahan.
Jika terbentuk 15 cm di atas permukaan tanah Mars, air asin juga akan terkena radiasi kosmik tingkat tinggi.
Hal itu menjadi penyebab sulitnya ada kehidupan di sana.
Namun, itu tidak berarti tidak memungkinkan kehidupan sama sekali karena makhluk hidup masih bisa berada di suatu lapisan di bawah permukaan Mars.
Para peneliti telah mengumpulkan beberapa bukti selama kurang lebih setahun dari beberapa instrumen penelitian yang berbeda-beda.
The Rover Environmental Monitoring System (REMS), misalnya, mengukur kelembapan relatif dan suhu di lokasi pendaratan Kawah Gale.
Para ilmuwan juga mampu memperkirakan kadar air di bawah permukaan dengan menggunakan data dari alat yang disebut Dynamic Albedo of Neutrons (DAN).
Data itu konsisten menunjukkan air dalam tanah bercampur dengan perchlorate sampai akhirnya instrumen sample analysis at Mars (SAM) memberikan petunjuk tentang kandungan uap air di atmosfer.
Hasil penelitian itu menunjukkan kondisi yang tepat tentang pembentukan air asin selama malam di musim dingin di khatulistiwa Mars, tempat Tim Curiosity melakukan pendaratan.
Namun, cairan itu akan menguap saat suhu di Mars naik.
Javier Martin-Torres, anggota peneliti dalam misi Curiosity, mengatakan pengamatan itu memang bukan pengamatan langsung.
Namun, ia tetap yakin apa yang ia lihat ialah kondisi terbentuknya air asin di permukaan.
Hal itu mirip dengan ketika orang-orang menemukan eksoplanet pertama.
Mereka memang tidak melihat planet-planet itu, tetapi mereka mampu melihat efek gravitasi pada bintang-bintang.
Martin-Torres menambahkan, pihaknya melihat siklus aliran air setiap hari.
Siklus itu diatur air asin.
Di Bumi, kita memiliki pertukaran itu antara atmosfer dan tanah melalui hujan.
Namun, hal tersebut tidak kita temukan di Mars.
Fakta bahwa para ilmuwan melihat bukti adanya air asin itu di planet Mars, yang merupakan kondisi paling tidak menguntungkan, berarti mereka akan lebih gigih pada titik yang lebih tinggi, yaitu di daerah dengan kelembapan tinggi dan suhu yang lebih rendah.
"Ini spekulasi pada saat ini," pungkas Martin-Torres. (BBC/Ths/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved