Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Memprediksi Arah Sebaran Virus Zika

MI
03/9/2016 11:15
Memprediksi Arah Sebaran Virus Zika
(AP/Andre Penner)

PARA ilmuwan tengah mencoba memprediksi penyebaran virus zika di dunia. Menurut para ahli, 2,6 miliar orang di Asia dan Afrika bisa berisiko terjangkit virus tersebut. Hal itu didasarkan pada pola perubahan iklim dan migrasi nyamuk di wilayah tersebut.

Beberapa negara yang paling rentan ialah India, Tiongkok, Filipina, Indonesia, Nigeria, Vietnam, Pakistan, dan Bangladesh.

Namun demikian, para ahli juga mengakui bisa saja jumlah orang yang mungkin terkena virus itu melebihi hasil prediksi mereka.

Alasannya, di masa lalu, virus itu misalnya sudah pernah masuk ke negara tersebut dan sudah dilakukan langkah-langkah pencegahan dan masyarakat sudah diberi zat kekebalan tubuh.

Lebih dari dua pertiga orang yang terinfeksi zika tidak pernah sakit. Gejala-gejalanya juga tidak mengkhawatirkan. Karena itu, sistem pengawasan mungkin telah melewatkan kasus-kasus tersebut.

Mereka mengakui virus itu sudah lama ada, yaitu sejak 1947. Namun, virus yang ditimbulkan gigitan nyamuk itu tidak pernah menjadi wabah atau membahayakan kesehatan. Bahaya zika baru diketahui setelah terjadi wabah di Brasil pada tahun lalu yang menyebabkan cacat kelahiran serius jika virus itu menyerang ibu-ibu hamil.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Februari lalu menyatakan penyebaran Zika telah menimbulkan situasi darurat global setidaknya di 70 negara.

Dalam beberapa pekan terakhir di Singapura, virus zika telah menjangkit kepada 155 orang termasuk satu warga negara Indonesia yang tinggal di Singapura. Selain di Singapura, virus zika mulai menyebar di Florida, Amerika Serikat.

Badan itu juga mengingatkan bahwa sebagian besar penyebaran virus zika terjadi lewat gigitan nyamuk di daerah iklim tropis, dan juga melalui hubungan seks dan transfusi darah.

Para peneliti berharap dengan hasil studi itu, negara-negara terkait bisa mulai memikirkan langkah-langkah pencegahan dan penanganan di kemudian hari.

“Untuk negara-negara dengan jumlah sumber daya yang terbatas, ini dapat membantu mereka memanfaatkan sumber daya yang ada seefisien mungkin,” kata Kamran Khan, seorang dokter ahli penyakit menular dan ilmuwan di Rumah Sakit St Michael di Toronto, Kanada, yang juga menjadi peneliti senior dalam studi yang disebarkan di jurnal kesehatan Lancet itu.

Untuk mencari tahu di mana zika mungkin menyebar di masa depan, para peneliti meneliti pola orang bepergian dari daerah yang terinfeksi di Amerika ke Afrika dan Asia lalu dikombinasikan dengan kondisi lokal, termasuk populasi nyamuk yang ada.

Para pakar memperkirakan dampak zika sangat ditentukan pernah-tidaknya mereka terpapar pada virus tersebut. “Tidak seorang pun memperhatikannya. Jadi kami tidak tahu bahwa ada kekebalan terhadap virus ini sebelumnya,” papar Abraham Goorhuis dari University of Amsterdam.

Virus zika yang kini menyebar di AS merupakan strain Asia yang pernah mewabah di Polinesia Prancis dan Kepulauan Pasifik pada 2013 dan 2014. (AP/Thomas Harming Suwarta/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya