Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Tidak Pernah Permisif dalam Kebijakan Imigrasi

(AP/Ire/I-3)
02/9/2016 05:20
Tidak Pernah Permisif dalam Kebijakan Imigrasi
(AFP/SANDY HUFFAKER)

KANDIDAT presiden dari Partai Republik Donald Trump telah membuat telinga imigran merah soal imigrasi. Tidak hanya siap membangun tembok besar yang berbatasan dengan Meksiko, ia juga menyudutkan para migran dari negara tetangga Amerika Serikat (AS) tersebut. Namun dalam beberapa hari terakhir, calon presiden yang berambut pirang itu mulai melunak. Pernyataan soal imigrasi tidak sepedas sebelumnya. Wajar hal itu terjadi, karena Trump hendak melakukan kunjungan ke negara hispanik dan bertemu Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto pada Rabu (28/9) waktu setempat.

Jika sebelumnya Trump kerap melontarkan makian, kini ia siap mengubahnya dengan pujian. Bahkan ia pun menghindari pernyataan soal pembangunan tembok besar yang memisahkan AS dan Meksiko. Namun beberapa jam kemudian, apa yang direncanakan itu semua lenyap. Dalam pidato di Pheonix, Arizona, AS, Trump dengan tegas mengatakan Meksiko akan membayar untuk dinding tersebut dalam pidato yang panjang dan berapi-api di Phoenix.

Trump mengkritik kebijakan Presiden Barack Obama dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton terkait dengan kebijakan perbatasan. Suami dari Melania Trump itu menuduh Partai Demokrat mendukung imigran yang tinggal secara ilegal di AS seharusnya dideportasi. Situasi yang paling emosional tiba saat Trump mengundang orang-orang yang kerabat mereka menjadi korban pembunuh oleh imigran ke atas panggung.

Dengan menggunakan alat pengeras suara, mereka menjelaskan bahwa kerabat tercinta dibunuh imigran. Trump mengecam jutaan imigran yang terlibat kekerasan dan pemerasan. Ia juga bersumpah tidak akan ada lagi orang ilegal yang menetap di wilayah 'Negeri Paman Sam'. "Tidak akan ada status hukum atau menjadi warga negara AS jika masuk secara ilegal," ungkap Trump. Pernyataan Trump telah membuat imigran kian bernasib nahas dan frustrasi. Apalagi Kongres juga belum mengubah undang-undang imigrasi. Pernyataan Trump diduga hendak menggoyang kandidat presiden Partai Demokrat, Hillary Clinton. Apalagi jajak pendapat menunjukkan Clinton masih unggul.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya