Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PEMBERONTAKAN berdarah Maois di India bermula di hutan terpencil di Negara Bagian West Bengal pada akhir 1960-an.
Beberapa dekade kemudian, gerakan ini menjelma menjadi seperti yang dikatakan mantan Perdana Menteri Manmohan Singh, tantangan keamanan terbesar internal India.
Maois juga dikenal sebagai 'Naxalite' karena kekerasan pemberontakan sayap kiri pada 1967, yang dimulai di Desa Naxalbari di West Bengal.
Meskipun gerakan pemberontakan itu akhirnya bisa ditumpas polisi, bertahun-tahun kemudian Maois India membangun kembali kelompok mereka dan menegaskan kontrol atas wilayah daratan di India Tengah dan Timur, mendirikan apa yang disebut sebagai 'koridor merah'.
Wilayah itu mencakup Negara Bagian Jharkand, West Bengal, Orissa, Bihar, Chhattisgarh, Andhra Pradesh, dan juga mencapai ke Uttar Pradesh, serta Karnataka.
"Maois dan kelompok yang berafiliasi aktif di lebih dari sepertiga dari 600 distrik di India," kata sumber pihak berwenang seperti dikutip BBC.
Lebih dari 6.000 orang telah tewas dalam pertarungan atau pertempuran panjang pemberontak untuk kepentingan pemerintahan komunis di negara-negara bagian tersebut.
Pemimpin militer Maois ialah Koteshwar Rao atau dikenal sebagai Kishenji. Dia dilaporkan menderita kelumpuhan sementara pada Juni 2010 ketika peluru polisi mengenai lututnya.
Kishenji ialah sosok yang terbuka dengan pers, tetapi ia cenderung jarang terdengar.
Terakhir, Kishenji muncul pada Januari 2011 dengan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan ia berharap India mengalah pada revolusi Maois pada 2025.
Perkiraan terbaru menunjukkan Kishenji membawahkan setidaknya 20 ribu pejuang bersenjata.
Sumber dan laporan mengungkapkan mereka mendapatkan sebagian besar senjata yang digunakan dalam pemberontakan dari merampok pangkalan polisi.
Para pengamat mengatakan pemberontakan Maois mampu berumur panjang karena mendapatkan dukungan lokal.
Maois mengatakan mereka berperang untuk hak-hak komunitas suku adat dan kaum miskin perdesaan yang mereka sebut telah diabaikan pemerintah selama beberapa dekade.
Mereka mengklaim mewakili keprihatinan warga lokal atas kepemilikan lahan dan pemerataan sumber daya.
Tujuan akhir pemberontakan Maois, seperti yang mereka katakan, ialah ingin membangun 'masyarakat komunis' dengan menggulingkan pemerintahan 'semi-kolonial, semi-feodal' India melalui perjuangan bersenjata.
BBC mengatakan bahwa sementara ada sedikit prospek Maois bisa membuat kemajuan di daerah perkotaan atau daerah perdesaan nonhutan, pemberontak tetap menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan di daerah-daerah terpencil tempat pasukan keamanan tidak menguasai lapangan.
Selama bertahun-tahun Maois telah berhasil meluncurkan serangkaian serangan yang menghancurkan terhadap kepentingan pasukan keamanan India.
Pada 2009, pemberontak menguasai Distrik Lalgarh di West Bengal.
Kemajuan itu termasuk yang diperhitungkan karena wilayah yang diduduki tersebut hanya berjarak sekitar 250 kilometer dari Ibu Kota Calcutta. (Hym/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved