Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
BENTROKAN terjadi setelah tentara Israel merobohkan sejumlah rumah milik warga Palestina di kawasan West Bank, Jerusalem, Senin (18/7).
Bilal Abu Zeid, warga di Qabatiya, sebelah utara West Bank, mengatakan rumahnya dibuldoser sekitar pukul 02.00 oleh tentara Israel.
Kata dia, bentrokan terjadi ketika konvoi tentara Israel memasuki kota itu.
Tentara Israel disambut warga dengan bom molotov dan tembakan.
Pihak Israel mengklaim tiga warga Palestina menjadi korban dalam bentrokan itu.
Sementara itu, kubu Palestina mengatakan jumlah korban ada 6 orang, termasuk 2 orang yang mengalami luka bakar dan 4 terkena peluru karet.
Konflik di wilayah Old City, Jerusalem, kian memanas sejak Februari lalu ketika seorang polisi perempuan Israel terbunuh.
Sejak itu, tentara Israel kerap menghancurkan rumah warga setiap mereka diserang.
Pihak pemerhati hak asasi manusia dan masalah Palestina menyatakan, serangan itu merupakan tekanan terhadap warga untuk 'membayar' ulah para penyerang.
Abu Zeid, yang kemarin rumahnya dihancurkan, dituding membantu tiga penyerang yang menyebabkan seorang polisi Israel tewas, Februari lalu.
Dia kerap ditahan tentara Israel.
Namun, sejauh ini, peran Zeid dalam melindungi ketiga penyerang tentara Israel tidak pernah terbukti.
Ketika itu, pihak Israel mengklaim polisi perempuan tersebut tewas di tangan ketiga pemuda yang bersenjata api, pisau, serta bahan peledak.
Mereka akhirnya tewas ditembak.
Dua bulan setelah peristiwa itu, tentara Israel menghancurkan rumah keluarga ketiga pemuda tersebut.
Sejak Oktober, sekitar 10 warga Palestina di Qabatiya tewas karena terlibat bentrokan dengan tentara Israel.
Secara keseluruhan, di periode yang sama di wilayah Jerusalem, sedikitnya 215 warga Palestina tewas, sedangkan korban di kubu Israel berjumlah 34 orang.
Dua warga Amerika Serikat juga turut menjadi korban dalam bentrokan selama periode itu.
Pihak Israel mengatakan warga Palestina yang tewas umumnya membawa pisau atau senjata.
Dua di antara mereka ada yang tewas ditembak saat berunjuk rasa dan terlibat bentrok dengan tentara Israel, sedangkan lainnya tewas lantaran serangan udara di jalur Gaza.
Otoritas Israel telah mengeluarkan izin untuk mendirikan 82 rumah di permukiman Jerusalem Timur.
Pembangunan 82 rumah itu merupakan bagian dari rencana pada 2010 lalu, yaitu pendirian 1.600 rumah bagi pemukim di Ramat Shlomo, sebuah lingkungan Yahudi Ultra-Ortodoks di Jerusalem Timur.
LSM Israel Ir Amim, yang menentang pembangunan permukiman, Selasa (7/6), mengumumkan izin telah disetujui.
"Pada Senin, 6 Juni, komite perencanaan dan pembangunan lokal Jerusalem telah menyetujui dua izin pembangunan untuk 82 unit rumah di Ramat Shlomo," kata LSM itu dalam sebuah pernyataan.
Jerusalem Timur dicanangkan menjadi ibu kota Palestina di masa depan.
Namun, Israel melihat seluruh wilayah Jerusalem sebagai bagian dari wilayah mereka. (AFP/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved