Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
INDONESIA akan bergabung dengan Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Tiongkok pada pertemuan tingkat menteri persiapan Konferensi Damai Internasional (Peace Conference) Palestina-Israel yang akan diselenggarakan di Paris, Prancis, pada 3 Juni.
"Pertemuan ini diinisiasi pemerintah Prancis sebagai upaya memulai kembali pembicaraan damai antara Israel dan Palestina. Ini juga sebagai upaya kembali setelah proses perdamaian yang dilakukan kelompok kuartet AS, Rusia, Uni Eropa, dan PBB gagal terwujud," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Armanatha Nasir, Rabu (1/6).
Dia mengatakan Israel dan Palestina sendiri tidak akan hadir karena pertemuan ini diharapkan menghasilkan paket-paket yang bisa digunakan untuk mendesak kedua belah pihak kembali ke meja perundingan setelah dua tahun tertunda.
"Israel dan Palestina memang tidak diundang karena pertemuan ini diharapkan menghasilkan package deal (kesepakatan) yang memberikan insentif baik Palestina atau Israel untuk kembali melanjutkan negosiasi," papar Armanatha.
Konferensi Damai Internasional sendiri belum diketahui kapan akan dilaksanakan.
"Tanggalnya belum pasti, kemungkinan akan dilaksanakan pada paruh kedua tahun 2016," ujarnya.
Pertemuan pada 3 Juni nanti, kata Armanatha, akan dihadiri kurang lebih 20 negara yang selama ini aktif mendukung proses perdamaian Israel-Palestina dan juga aktif memberi bantuan kemanusian.
Sejumlah negara seperti Belanda, Norwegia, Swiss, Swedia, Irlandia, Italia, Kanada, Polandia, Arab Saudi, Spanyol, Turki, Maroko, dan Yordania sudah mengonfirmasi akan hadir.
Liga Arab, Uni Eropa, dan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB juga hadir.
Namun, untuk kawasan Asia, baru Indonesia yang mengonfirmasi hadir.
Peran aktif
Armanatha juga mengatakan, Indonesia diundang karena peran uniknya selama ini yang terus berperan aktif mendorong perdamaian Israel-Palestina di berbagai forum seperti PBB dan OKI.
"Seperti ketika Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI untuk membantu Palestina pada Maret lalu," tambahnya.
Dia mengatakan Indonesia juga diharapkan bisa memberi pandangan baru sebagai pihak yang berada di luar konflik.
Pertemuan ini diharapkan bisa menggalang masyarakat internasional untuk peduli terhadap konflik Israel-Palestina dan mendorong proses perdamaian kedua negara.
Selain itu pertemuan juga akan membahas mengenai bentuk, format dan hal-hal yang akan digunakan pada Konferensi Damai Internasional.
Sebelumnya, Senin (30/5) Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bersedia merundingkan kembali prakarsa perdamaian Arab pada 2002 untuk kemerdekaan Palestina dengan imbalan pengakuan diplomatik dari negara Timur Tengah bagi Israel.
Hal itu diungkapkan Netanyahu menanggapi tawaran Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi, yang menjanjikan hubungan baik dengan Israel jika negara tersebut bersedia memulai kembali perundingan prakarsa Arab. (Ihs/Ant/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved