Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
BANK sentral Singapura menutup Bank BSI asal Swiss karena diduga terkait dengan skandal pencucian uang global yang diduga menyeret Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Di sisi lain, pemerintah Swiss juga mengajukan tuntutan terhadap induk BSI SA yang berada di negara tersebut. "Kasus Bank BSI adalah kasus terburuk akibat penyimpangan kontrol dan perbuatan kotor yang telah kita lihat di sektor keuangan Singapura," ungkap Ravi Menon, Direktur Utama Otoritas Moneter Singapura (MAS).
MAS telah meminta jaksa untuk menginvestigasi enam eksekutif senior Bank BSI asal Singapura atas kemungkinan tindak pidana pencucian uang dan mendenda mereka sebesar S$13,3 juta (Rp131 miliar) atas tuduhan 41 pelanggaran hukum antipencucian uang Singapura.
Dua eksekutif lainnya yang juga asal Singapura tengah menghadapi tuntutan pidana. Mantan Relationship Manager Bank BSI Yak Yew Chee diinvestigasi karena kesepakatannya dengan 1MDB. Sementara itu, BSI Bank Wealth Planner, Yeo Jiawei, juga menghadapi tujuh tuduhan termasuk pemalsuan, pencucian uang, penipuan, kecurangan, dan menghambat proses penyelidikan.
BSI telah beroperasi di Singapura sejak November 2005 dengan menawarkan jasa layanan perbankan khusus bagi para nasabah kaya. Bank terakhir yang ditutup MAS ialah Jardine Fleming pada 1984.
Penutupan kantor Bank BSI itu merupakan kasus terburuk yang melibatkan 1Malaysia Development Berhad (1MDB), perusahaan investasi yang didirikan Najib Razak pada 2009. Najib kini tengah berjuang untuk menangkis tuduhan terlibat dalam penjarahan dana investasi dari perusahaan itu senilai US$11 miliar (Rp150 triliun).
Wall Street Journal mengungkapkan sejumlah US$681 juta (Rp9,3 triliun) masuk ke akun bank pribadi Najib. (AFP/Ihs/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved