Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Negosiasi Damai Ukraina Buntu

MI/Haufan Hasyim Salengke
13/2/2015 00:00
Negosiasi Damai Ukraina Buntu
(AP/Maximilian Clarke)
PERUNDINGAN damai untuk mengakhiri krisis politik di Ukraina berlangsung alot hingga 15 jam, kemarin, dan berakhir tanpa membuahkan hasil penting.

Bersamaan dengan proses negosiasi di Minsk, Belarus, kelompok separatis pro-Rusia dan pasukan pemerintah Ukraina masih terlibat pertempuran hebat di penjuru wilayah timur Ukraina.

Pembicaraan damai itu dimediasi Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande. Dalam pertemuan di Minsk tersebut, Ukraina dan Rusia, dua pihak yang berkepentingan, berdebat sengit mengenai sejumlah poin dari negosiasi untuk disepakati nantinya.

Presiden Ukraina Petro Poro-shenko menuding pihak Rusia menghambat upaya menyelesaikan krisis Ukraina. Dia mengatakan negosiasi menjadi buntu karena Presiden Rusia Vladimir Putin memaksakan syarat-syarat yang 'tidak bisa diterima'.

"Ada sejumlah persyaratan yang saya pandang tidak bisa diterima," ungkap Poroshenko.

Meski demikian, dia tidak bersedia menjelaskan lebih detail yang dimaksudkannya.

"Kami menuntut perdamaian tanpa syarat. Kami menuntut gencatan senjata, penarikan semua pasukan asing, dan penutupan daerah perbatasan," imbuh Poroshenko.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengisyaratkan beberapa kemajuan. Dia mengatakan sebelum tengah malam, pembicaraan berlangsung aktif dan kemajuan yang lebih baik telah dicapai. Akan tetapi, tidak jelas kapan keputusan itu akan diumumkan untuk mengakhiri baku tembak.

Perincian kesepakatan damai memang belum dirilis. Namun, topik-topik penting telah dibicarakan dan meliputi penarikan garis teritorial baru.

Di satu sisi, Ukraina mengingin-kan kesepakatan sama dengan yang disetujui pada September 2014 lalu. Di sisi lain, Rusia mengharapkan garis baru yang juga memasukkan wilayah-wilayah yang bisa dikuasai pemberontak sejak saat itu.

Poin lainnya ialah soal penarikan pasukan Rusia dan peralatan tempurnya dari wilayah timur Ukraina.

Kremlin memprotes hal tersebut dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki pasukan yang disiagakan di timur.

Ukraina dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah lama mengatakan terdapat pergerakan pasukan Rusia dan peralatan tempurnya melintasi perbatasan Ukraina.

Soal hak otonomi yang lebih besar, Ukraina mengatakan mungkin akan menawarkan hak yang lebih luas kepada kelompok separatis di bawah hukum negara itu. Akan tetapi, Rusia menginginkan jaminan hak otonomi. Moskow juga meminta Ukraina mengakhiri blokir keuangan untuk wilayah timur.

Gencatan senjata

Seorang pejabat tinggi dari kubu pemberontak, Andrei Purgin, mengatakan kepada televisi Rusia bahwa mungkin akan memakan waktu satu hari atau lebih untuk mengakhiri peperangan meskipun seruan gencatan senjata telah dikumandangkan dan disepakati.

Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan terdapat cukup banyak masalah yang masih dinegosiasikan, termasuk masa depan wilayah timur Ukraina, jaminan tentang perbatasan Ukraina-Rusia, dan prospek kemungkinan gencatan senjata.

"Selain itu, soal pertukaran tahanan." (AFP/AP/Russia Today/I-3)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya