KEPOLISIAN Malaysia menahan empat dari 10 turis asing yang diduga melakukan aksi bertelanjang di puncak Gunung Kinabalu, beberapa hari sebelum gempa terjadi.
"Kami telah menahan empat turis pada Selasa (9/6). Mereka terdiri dari dua laki-laki asal Kanada, seorang perempuan asal Belanda, dan satu lagi perempuan asal Inggris," kata Jalaluddin Abdul Rahman, komisaris polisi untuk Negara Bagian Sabah, Malaysia.
Penahanan tersebut diawali dengan penangkapan turis perempuan asal Inggris di Bandara Tawau, Sabah, Malaysia.
Kemudian tiga turis asing lainnya menyerahkan diri pada Selasa (9/6) malam, waktu setempat.
Jalaludin yang enggan membocorkan identitas para turis itu menambahkan pihaknya masih terus mencari enam wisatawan asing lainnya.
"Kami akan menangkap enam orang lainnya," lanjut Jalaludin.
Mereka akan ditahan selama empat hari karena tindakan tidak senonoh.
Di saat bersamaan, kasus itu terus diselidiki pihak berwajib.
Para turis asing itu terancam hukuman 3 bulan penjara atau denda, bila terbukti bersalah.
Setelah bangkit dari bencana yang melanda negeri tersebut, para pengguna media sosial di Malaysia menaruh fokus mereka pada para turis asing yang melakukan aksi tidak senonoh tersebut.
Mereka menganggap tindakan para turis itu membuat roh di Gunung Kinabalu marah sehingga terjadi gempa bumi.
Saat menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata Provinsi Sabah Masidi Manjun mengatakan hal itu tidak benar dan sudah disalahartikan.
"Saya tidak pernah mengatakan bahwa mereka benar-benar menyebabkan gempa. Namun, tindakan mereka sangat bertentangan dengan apa yang dipercaya masyarakat di Sabah. Gunung itu merupakan tempat yang suci dan dihormati," ujar Masidi.
Gunung Kinabalu, yang merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO, merupakan tempat yang sakral dan dianggap suci oleh kelompok Kadazan Dusun, salah satu suku di Malaysia.
Mereka percaya gunung tersebut merupakan tempat peristirahatan bagi para roh dan pendahulu mereka.