Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

11 WNA Juga Disandera Kelompok Abu Sayyaf

Desi Angriani/MTVN
31/3/2016 17:26
11 WNA Juga Disandera Kelompok Abu Sayyaf
(ANTARA)

KEPALA BIN Sutiyoso menyebut 11 warga negara asing turut disandera Kelompok Abu Sayyaf bersamaan dengan 10 WNI. Penyanderaan terjadi di perairan Filipina.

"Di samping WNI ada juga WNA, setahu kita ada 11," kata Sutiyoso di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/3).

Sebelas WNA tersebut antara lain berasal dari Kanada, Norwegia dan Filipina. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia tak bisa membuat opsi melakukan penyerangan demi keselamatan warga asing.

"Tentu secara politis tidak mudah kita membuat opsi dengan cara serangan. Itu tidak mudah karena ada aspek politis, di samping aspek taktis," ungkap dia.

Sutiyoso pun menilai wajar ihwal penolakan Filipina terhadap bantuan militer Indonesia. Dia melihat penolakan itu sebagai bentuk reputasi dan harga diri dari Filipina.

"Ya mereka mungkin harga diri, reputasi jadi pertimbangan segala macam. Kita juga kalau ada penyanderaan di sini akan kita selesaikan sendiri," imbuh Ketum PKPI ini.

Hingga saat ini Indonesia dan Filipina terus melakukan negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf terkait ultimatum pembayaran tebusan bagi 10 WNI. Tebusan mesti dibayarkan paling telat pada 8 April 2016.

"Karena itu kita akan negosiasi. Ini kan masih 8 hari waktu kita," tandasnya.

Seperti diberitakan, terjadi pembajakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12. Kapal tersebut membawa 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia. Para penyandera meminta tebusan 50 juta peso atau sekitar Rp15 miliar. Apabila tidak dipenuhi maka sandera akan dibunuh.

Saat dibajak kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, menuju Batangas, Filipina Selatan. Tidak diketahui persis kapan kapal dibajak. Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik