Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Rusia Boikot KTT Nuklir Washington

Eko Rahmawanto
31/3/2016 16:38
Rusia Boikot KTT Nuklir Washington
(AP)

SATU hari jelang KTT Keamanan Nuklir, malam ini Wapres Jusuf Kalla dan semua pemimpin dunia akan dijamu oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama di East Room, Gedung Putih.

Namun, pertemuan itu dirasa kurang karena tidak hadirnya Rusia. Langkah Rusia itu membuat para pejabat AS kebingungan dan khawatir mengingat Rusia sebagai salah satu pemilik senjata nuklir terbesar di dunia.

Panel Internasional menyebut tentang bahan fisil nuklir memperkirakan persediaan uranium global tersisa sekitar 1.370 ton pada akhir 2014 dan sebagian besar berada di Rusia.

Selain itu salah satu agenda pada KTT Keamanan Nuklir ini seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia Eko Rahmawanto ialah membahas solusi untuk melindungi bahan nuklir dari pencurian oleh kelompok teroris.

”Terus terang, kami menggaruk kepala kita sedikit,” ujar Pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk Perjanjian Pengawasan Senjata Gottemoeller dalam briefing di Washington.

Analis nuklir dan pertahanan di Arms Control Association (ACA) Kingston Reif juga menyayangkan aksi pemboikotan Rusia. ”Keputusan Rusia untuk tidak menghadiri, pasti menjadi perhatian,” kata Reif. ACA merupakan organisasi riset yang berbasis di Washington.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova sebelumnya mengatakan bahwa KTT di Washington mengganggu organisasi internasional seperti Badan Energi Atom Internasional dan Badan Pengawas Nuklir PBB.

KTT ini memang berlangsung hanya beberapa hari setelah 32 orang tewas dan 340 lain terluka dalam pengeboman di bandara dan Stasiun Metro di Ibu Kota Belgia, Brussels. Insiden itu telah meningkatkan kekhawatiran tentang upaya ISIS memperoleh bahan nuklir.

Beberapa pihak percaya ISIS bisa mengembangkan bom atom, tapi banyak yang takut ISIS telah memperoleh uranium atau plutonium dan mengembangkan bom kotor.

"Kami telah melihat selama bertahun-tahun bahwa beberapa organisasi teroris memiliki ambisi memperoleh bahan nuklir," ucap penasihat keamanan Deputi Nasional Amerika Serikat, Ben Rhodes.

Menurut Rhodes, proses KTT ini sangat penting karena tiap negara memiliki tingkat keamanan berbeda, terutama dalam hal menangani bahan nuklir.

Sejak pertengahan 1990-an, tercatat dalam database Badan Energi Atom Internasional, terjadi hampir 2.800 insiden perdagangan gelap, kepemilikan sah, atau kehilangan bahan nuklir.

Bahas Korut

Obama akan memulai KTT Nuklir di Washington dengan menemui Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, yang diikuti pertemuan terpisah dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Maksud pertemuan itu untuk membahas kontroversi Korut yang telah melakukan uji coba nuklir Januari lalu yang diikuti peluncuran roket jarak jauh satu bulan setelahnya. Gedung Putih ingin terus menekan rezim Kim Jong-un, dengan meningkatkan sanksi ekonomi dan diplomatik kepada Korut yang sering mengabaikan kecaman dunia internasional.

‘Komunitas internasional harus tetap bersatu menghadapi rentetan provokasi Korut,’ tulis Obama dalam sebuah artikel yang dirilis menjelang KTT Nuklir.

"Tambahan sanksi yang baru dijatuhkan kepada Pyongyang oleh DK PBB menunjukkan bahwa tiap pelanggaran ada konsekuensinya," lanjut Obama.

Sejumlah kalangan menilai Obama, Abe, dan Park akan mendorong implementasi menyeluruh dari serangkaian sanksi yang sudah dijatuhkan kepada Korut.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik