Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DI sela-sela rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (LB) Organisasi Kerja Sama Negara Islam (OKI), Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengumumkan Indonesia dan Tajikistan akan menggelar Pertemuan Komisi Internasional tingkat pejabat tinggi terkait ekonomi dan perdagangan di Jakarta tahun ini. Hal ini menarik, kata Retno, karena Tajikistan terkenal dengan pengolahan kapas dan sumber daya alumuniumnya.
Selama ini, ekspor utama Indonesia ke Tajikistan adalah produk tekstil, furniture, produk-produk plastik, teh dan sabun. Sementara, impor utama Indonesia dari Tajikistan meliputi kapas dan seng.
"Dalam pembicaraan bilateral kami berencana menggelar pertemuan komisi di tingkat pejabat tinggi. Semoga Indonesia bisa jadi tuan rumah," kata Retno di dampingi menlu Republik Tajikistan Aslov Sirodjidin Muhridinovich.
Dalam periode 2014-2015 nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Tajikistan mengalami peningkatan. Pada 2014, nilai perdagangan keduanya mencapai US$69,8 ribu (Indonesia surplus US$65,1 ribu). Nilai itu naik menjadi US$530,5 ribu (Indonesia surplus US$ 516,7 ribu).
Selain itu, menlu Tajikistan juga menginformasikan menlu RI akan rencana kedatangan presiden Tajikistan ke Jakarta tahun ini. Tajikistan juga berencana mengirimkan duta besarnya ke Jakarta tahun ini.
Untuk mempererat hubungan Indonesia dan Tajikistan, Indonesia terus menarik siswa-siswi Tajikistan untuk mengenyam pendidikan di Indonesia melalui beasiswa Darmasiswa yang disediakan pemerintah Indonesia. Tahun 2016, 10 siswa Tajikistan terdaftar sebagai penerima beasiswa tersebut. Retno menambahkan, sejak 2008-2014 sudah ada 144 siswa penerima beasiswa.
Kedua menlu tersebut juga membahas aturan bebas visa untuk diplomat pada kesempatan itu. Perdagangan narkoba serta manajemen bencana alam juga menjadi topik pembahasan keduanya.
"Sangat menarik untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia. Kami juga membahas isu-isu perdagangan narkoba dan manajemen bencana alam. Saya sangat gembira bisa mengunjungi gelaran yang diorganisir dengan baik ini," kata Muhridinovich.
Selain Tajikistan, Indonesia juga melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara lainnya di hari yang sama, yakni Gambia, Afghanistan, Mesir, Sierra Leonne dan Mauritania (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved