Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

KTT Luar Biasa OKI Bentuk Keprihatinan atas Kondisi Palestina

Astri Novaria
02/3/2016 17:07
KTT Luar Biasa OKI Bentuk Keprihatinan atas Kondisi Palestina
(ANTARA/Widodo S. Jusuf)

INDONESIA tengah bersiap menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (KTT Luar Biasa OKI) yang membahas Palestina dan Yerusalem, di Jakarta pada 6-7 Maret 2016 mendatang.

Sejauh ini, dari 55 negara anggota OKI yang diundang, ada sebanyak 49 negara yang menyatakan akan hadir.

Sebanyak tiga atau empat presiden negara juga telah memastikan berpartisipasi dalam kesempatan tersebut yakni dari benua Afrika dan Asia. Kemudian, sekitar lima perdana menteri yang juga berpartisipasi dalam forum ini. Tak hanya itu, sekitar 14 sampai 16 Menlu yang hadir bersama presiden dan mewakili negaranya. Ada juga hadir dengan mengirimkan utusan khusus seperti melalui duta besar.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menjelaskan KTT ini diadakan bukan bagian dari selebrasi tetapi yag utama adalah sebagai bagian dari keprihatinan bersama atas situasi yang sedang terjadi di Palestina. Oleh karena itu, menurutnya, forum ini memiliki dua tujuan, yakni ingin mengalihkan perhatian dunia internasional terhadap nasib Palestina dan mempersatukan semangat rakyat Palestina dalam sebuah negara merdeka.

"KTT Luar Biasa ini diselenggarakan karena adanya konsern terhadap situasi di Palestina yang kita lihat tidak semakin baik, tetapi justru semakin memprihatinkan," ujar Retno dalam sebuah diskusi publik di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/3).

Adapun, dalam KTT Luar Biasa OKI ke-5 ini akan menghasilkan dua dokumen soal Palestina dan al-Quds al Syarif (Kota Suci Yerusalem), yaitu dokumen resolusi dan deklarasi.

Ia menjelaskan dokumen resolusi akan berisi konfirmasi kembali negara-negara OKI dengan fokus Palestina dan Yerusalem yang menjadi lokasi Masjid al-Aqsa. Sementara, dokumen deklarasi akan lebih padat dan singkat, berisi langkah konkret ke depan untuk menindaklanjuti hal-hal yang disepakati negara-negara OKI terkait Palestina dan Yerusalem.

Retno juga berharap dalam KTT Luar Biasa ini diharapkan memunculkan persatuan antar faksi-faksi di Palestina serta anggota OKI agar terwujudnya perdamaian di negara itu.

Lebih lanjut, Retno menyebut ada enam isu yang akan dibahas dalam KTT Luar Iasa OKI tersebut Isu pertama, yakni Pertama adalah masalah perbatasan, di mana hingga wilayah Palestina dari waktu ke waktu semakin mengecil karena dikuasai oleh Israel.

Kedua, masalah pengungsi Palestina yang tidak bisa kembali ke tempat asalnya. Ketiga, masalah status Kota Jerusalem yang dianggap Kota Suci oleh tiga agama, yakni Yahudi, Nasrani dan Islam. "Ini masalah pelik sekali dan ini akan kita bahas dalam KTT," cetusnya.

Menurut Retno, Yerussalem Timur merupakan Ibu Kota Palestina yang kemudian diklaim oleh Israel. Hal itu mengakibatkan jumlah penduduk Palestina berkurang menjadi 36.8%. Dari jumlah tersebut, 75% di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan, 59% tidak bersekolah, 54% tidak memperoleh air bersih, dan 70% rumah tidak berijin.

Keempat adalah masalah pemukiman ilegal Israel yang terus mengerogoti wilayah Palestina juga menjadi hal yang belum bisa terselesaikan. Kelima, masalah keamanan dan keenam masalah distribusi air bersih yang terus menjadi isu konflik yang terjadi di kedua negara tersebut.

Sementara itu, Wartawan Senior dan Pengamat Timur Tengah, Trias Kuncahyono, mengatakan perdamaian Palestina itu merupakan utang sejarah OKI.

Trias berharap adanya KTT OKI Luar Biasa ini, Indonesia diharapkan mengambil peran lebih untuk mendamaikan kedua negara tersebut, termasuk mendamaikan dalam negeri Palestina, yakni Hamas dan Fatah, agar bisa bersatu.

"Berdirinya OKI itu setelah adanya penyerangan Masjid Al Aqso pada 1967 yang menyatukan negara-negara Islam bersatu. Namun, konflik ini (Palestina-Israel) belum terselesaikan, dan ini tetap menjadi utang sejarah," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Aries
Berita Lainnya