Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Penyelundup Naikkan Harga

24/2/2016 02:15
Penyelundup Naikkan Harga
(AFP)

PEKAN lalu, Fatima al-Ahmed, 27, berangkat dari Aleppo di Suriah. Bersama anak lelakinya yang baru berusia 2 tahun, Fatima kabur dari Sakhur, Aleppo sisi timur, tempat dia tinggal.

Suaminya terbunuh bulan lalu akibat ledakan bom saat sedang mencari makanan. Wilayah Sakhur tempat dia tinggal dikuasai kelompok pemberontak. Perbatasan Suriah-Turki telah ditutup, tapi sekelompok pengungsi asal Suriah, termasuk Fatima bersama anak lelakinya, tetap bisa masuk Turki berkat bantuan penyelundup. “Saya menggendong anak saya dan melewati pagar besi yang sudah dipotong,” kisah Fatima yang telah berada di Kilis, Turki bagian selatan, berdekatan dengan perbatasan Suriah.

Jika perang tidak terjadi, perjalanan darat dari Aleppo menuju Kilis hanya butuh waktu 90 menit. Namun, perjalanan itu harus ditempuh selama 15 jam dengan menggunakan minibus yang kerap terhambat gara-gara tembakan dan ledakan yang terjadi di sepanjang jalan.

Ditutupnya perbatasan Turki-Suriah rupanya menjadi rezeki nomplok bagi para penyelundup manusia. Mereka meminta bayaran dari para pengungsi Suriah yang hendak masuk Turki. Para pengungsi dikelompokkan setiap delapan orang. “Sejak Rusia mulai ikut menyerang, banyak sekali penyelundup yang menawarkan jasa,” tutur Fatima.

Sebelum penyerangan udara di Suriah dimulai Rusia pada September tahun lalu, warga Suriah yang hendak mengungsi seperti Fatima cukup mengontak penyelundup di Aleppo dan perjalanan penyelundupan bisa diurus di sana. Namun, kini para penyelundup di Suriah berkoordinasi dengan rekan penyelundup di Turki.

“Jadi, ketika kami sudah melewati pagar perbatasan dan sudah berada di tanah Turki, penyelundup yang ada di Turkilah yang mengurus kami. Mereka menyuruh kami menunggu, lalu mereka membayar tentara Turki yang sedang berjaga supaya kami bisa melintas,” jelas Fatima. Untuk
perjalanan itu, dia harus membayar US$330, sekitar Rp4,4 juta, kepada penyelundup. Di Kilis tempat Fatima sekarang berada, arus kedatangan pengungsi dari Suriah mulai mereda. Mungkin para penjaga perbatasan Turki semakin ketat menaati perintah penutupan perbatasan. Karena itu, para penyelundup menaikkan harga. “Kini harga untuk melintasi perbatasan lewat jalur rahasia itu sudah sampai US$1.000 (sekitar Rp13,4 juta),” tutur Fatima.

Fatima beserta anak lelakinya termasuk beruntung karena nyatanya tidak semua warga berhasil menginjak tanah Turki. “Saya masih menunggu orangtua saya yang berangkat dari Tal Rifaat. Mereka belum bisa melintasi perbatasan, masih di kamp temporer di seberang perbatasan,” tutur Yazan Ahmad, 35, yang menyelundup ke Kilis bersama dengan Fatima. Di Aleppo, Fatima pun masih punya sejumlah kerabat dan tetangga. Mereka, menurut Fatima, hidup bagaikan tahanan dalam peperangan sipil Suriah yang sudah berkecamuk selama 5 tahun. (AFP/Wendy Mehari Utami/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya