Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
DUA kekuatan besar, Amerika Serikat (AS) yang mendukung kelompok pemberontak moderat dan Rusia yang propemerintah Bashar al-Assad, bersepakat untuk memberlakukan gencatan senjata di Suriah mulai Sabtu (27/2) atau Jumat (26/2) tengah malam waktu Damaskus.
Kesepakatan ‘penghentian permusuhan’ itu diumumkan setelah Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pembicaraan melalui telepon. “Jika (kesepakatan) ini diimplementasi dan ditaati, penghentian ini tidak hanya akan membuat angka kekerasan menurun,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry, Senin (22/2) waktu setempat.
“Pengiriman pasokan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan dan sangat mendesak ke area yang terkepung bisa dilanjutkan dan akan mendukung transisi politik pemerintah yang menjadi keinginan warga Suriah,”
ungkap Kerry. Kesepakatan gencatan senjata itu diumumkan sehari setelah terjadi dua serangan mematikan oleh kelompok ekstremis Islamic State (IS) di pinggiran Kota Damaskus yang menewaskan 134 jiwa dan 64 korban jiwa di Homs.
Serangan kelompok militan Sunni itu, menurut Observator HAM Suriah, adalah serangan terburuk sejak Maret 2011. Serangan IS menargetkan markas militer dan masyarakat Syiah di Suriah.
Sejauh ini, pihak Damaskus belum menanggapi rencana gencatan senjata itu. Namun, faksi-faksi oposisi utama yang didukung AS dan negara Barat merespons positif upaya kesepakatan gencatan senjata tersebut.
“Ini merupakan kesempatan dan kami berharap semua pihak memanfaatkan kesempatan ini,” kata Josh Earnest, Sekretaris Pers Gedung Putih, seusai Obama dan Putin berbicara via telepon.
Di lain pihak, sekutu pemerintah Suriah, Presiden Rusia Vladimir Putin, menyatakan pihaknya akan melakukan apa pun yang dibutuhkan agar Damaskus menghormati kesepakatan itu. “Kami mengandalkan AS untuk melakukan hal yang sama dengan sekutunya dan kelompok pendukung lainnya,” ujar Putin.
Sebagai pendukung Presiden Bashar al-Assad, jet-jet tempur Rusia melakukan serangan udara dengan target kelompok IS dan kelompok-kelompok anti-Assad yang didukung AS dan Barat.
Sebaliknya, jet-jet tempur AS juga melakukan serangan udara di wilayah Suriah. Target serangan militer ‘Negeri Paman Sam’ lebih ditujukan kepada kelompok IS dan pendukungnya. Kelompok anti-Assad yang disebut kelompok moderat tidak menjadi target serangan.
PBB mendukung
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon menganggap kesepakatan gencatan senjata Suriah yang didukung AS dan Rusia sebagai sinyal harapan baru yang telah lama ditunggu. Ia mendesak semua pihak mematuhinya. “Jika gencatan senjata diberlakukan, PBB akan bekerja untuk mengamankan akses ke sebanyak mungkin lokasi untuk mengirim bantuan kemanusiaan,” kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric.
‘Penghentian permusuhan’ yang didukung AS dan Rusia itu tidak termasuk serangan terhadap kelompok IS dan Front al-Nusra yang berafi liasi dengan Al-Qaeda.
Namun, sekutu AS, Israel, meragukan keberhasilankesepakatan itu. Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon menyangsikan hal itu. “Sulit bagi saya untuk melihat gencatan senjata, sementara IS dan Front al-Nusra tidak menjadi bagian dari proses dan Rusia mengatakan akan menyerang kedua organisasi itu,” pungkas Yaalon. (AFP/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved