Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
SEBUAH panel Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui larangan sementara pengiriman kargo dengan muatan baterai litium isi ulang pada pesawat penumpang.
Baterai litium diduga dapat menyulut api dengan cepat sehingga dapat menghancurkan pesawat. Keputusan Dewan Tingkat Atas Organisasi Penerbangan Sipil International (ICAO) yang berbasis di Montreal, Kanada, Senin (22/2) waktu setempat, itu tidak mengikat. Namun, sebagian besar negara mengikuti standar lembaga ini. Larangan itu berlaku efektif pada 1 April.
“Larangan sementara ini akan terus berlaku, sementara larangan terpisah tentang standar kemasan baterai lithium yang baru berlanjut melalui ICAO saat ini diperkirakan pada 2018,” kata Olumuyiwa Benard Aliu, Presiden Dewan ICAO.
Namrata Kolachalam, Juru Bicara Departemen Perhubungan, menyebut larangan itu diperlukan untuk melindungi penumpang, awak kabin, dan pesawat dari risiko saat ini terhadap keselamatan penerbangan.
Baterai ion litium digunakan dalam perangkat produk, seperti ponsel, laptop, dan mobil listrik. Sekitar 5,4 miliar sel ion litium diproduksi di seluruh dunia pada 2014. Sebuah baterai terdiri atas dua atau lebih sel. Mayoritas baterai diangkut dengan kapal kargo, tapi sekitar 30% dikirim melalui udara. Maskapai penerbangan ke dan dari Amerika Serikat yang menerima pengirim an baterai litium membawa 26 juta penumpang per tahun menurut estimasi Badan Penerbangan Sipil (FAA).
Asosiasi Baterai Isi Ulang (PRBA) menentang larangan itu. Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan industri ini sedang mempersiapkan diri untuk mematuhi larangan tersebut, tapi mungkin akan ada ‘gangguan signifikan dalam rantai pasokan logistik’, terutama untuk baterai yang digunakan dalam perangkat medis.
Otoritas penerbangan telah lama mengetahui baterai itu dapat menyala dengan sendiri dan bisa menciptakan kebakaran yang lebih panas dari 593 derajat celsius. Masalah keamanan meningkat setelah uji coba FAA menunjukkan gas yang dikeluarkan baterai yang terlalu panas dapat bertambah besar di kargo kontainer dan memicu ledakan yang mampu melumpuhkan sistem pengendali kebakaran pesawat. Itu juga bisa membuat kebakaran tak terkendali.
Tiga jet kargo telah hancur dan empat pilot tewas dalam kebakaran pesawat sejak 2006. Para peneliti meyakini pemicu awal kebakaran itu itu ialah baterai. Federasi Internasional Asosiasi Pilot Jalur Udara melobi Dewan ICAO untuk memperluas larangan hingga operator kargo. “Masalah ini telah lama mencuat dan membenarkan potensi risiko baterai dalam transportasi,” kata Mark Rogers dari Asosiasi Pilot Jalur Udara di Amerika Utara. (AP/Hym/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved