Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PRESIDEN Uganda Yoweri Museveni diprediksi bakal memenangi pemilihan umum (pemilu) yang akan digelar Kamis (18/2). Namun, hajatan demokrasi di negara Afrika Timur itu kembali dicederai oleh kekerasan mematikan, aroma politik uang, dan penangkapan tokoh oposisi utama. Setelah tiga dekade menduduki kursi presiden, Museveni dan Gerakan Perlawanan Nasional (NRM), partai yang dipimpinnya, mengincar masa jabatan kelima, menjadikannya salah satu pemimpin terlama di Afrika. "NRM berupaya untuk menjalankan kampanye yang bersih, dan itu sesuatu yang baru," kata Angelo Izama, seorang pakar politik.
Dalam pemilu kali ini, Museveni yang mantan pemberontak mendapat tantangan kuat dari calon kubu oposisi terkemuka, yaitu Kizza Besigye dan Amama Mbabazi. Meski kampanye secara umum berlangsung damai, kekerasan masih tetap menghantui proses pemilu. Pada Pemilu 2006 dan 2011, kekerasan, dan kadang-kadang mematikan, protes jalanan, dan penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan marak terjadi. Dalam pemilu kali ini, kekerasan kembali terulang. Polisi mengatakan setidaknya satu orang tewas saat pihaknya bentrok dengan massa pendukung oposisi. Sejumlah politisi oposisi mengatakan tiga orang tewas ditembak, dan Besigye sempat ditahan.
Proses pemilu yang jujur dan bersih pun dipertanyakan setelah kekerasan yang dihadapi lawan-lawan Museveni. Kekerasan itu terjadi sebelum pertarungan sesungguhnya dimulai pada Kamis (18/2). "Pemilu di Uganda dibajak lebih dari sekadar kecurangan," ujar Henry Miguzi, koordinator nasional Alliance for Election Campaign Finance Monitoring, lembaga pengawas masyarakat sipil. Miguzi menghitung NRM menghabiskan US$35 juta (Rp468 miliar) untuk keperluan kampanye selama November dan Desember, atau setara dengan 87% dari seluruh pengeluaran pemilu partai.
Dia mengatakan Museveni menghabiskan US$8 juta (Rp107 miliar) untuk kampanye pada periode yang sama, hampir 12 kali jumlah yang dikeluarkan oleh tujuh calon presiden lainnya jika disatukan. Di antara pengeluaran terbesar Museveni ialah penyewaan helikopter dari seorang pengusaha Kenya yang membantu membawa John Magufuli memenangi pemilu Tanzania pada Oktober lalu. Para pengamat pemilu internasional telah mendesak Komisi Pemilihan (EC) Uganda agar meyakinkan para pemilih dengan mengorganisasikan pemilu yang bebas dan adil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved