Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SEORANG pejabat senior Beijing, kemarin, menyalahkan kelompok 'separatis radikal' atas kerusuhan di Hong Kong, pekan lalu. Bentrok itu merupakan kekerasan yang terburuk di kota bisnis itu sejak protes massa prodemokrasi meletus di sana. Dalam komentarnya yang tidak biasa tentang masalah Hong Kong, Zhang Xiaoming, perwakilan tinggi Beijing di kota semiotonom itu, mengatakan kepada wartawan bahwa kekerasan yang menyebabkan puluhan petugas polisi terluka juga memperlihatkan unsur 'teror'. "Setelah kerusuhan yang terjadi di Mong Kok, kami merasa sangat terkejut dan sedih," kata Zhang, yang menjabat Direktur Kantor Penghubung Tiongkok di Hong Kong, kepada wartawan.
"Kami sangat mengutuk orang-orang separatis radikal yang menjadi kian ganas, bahkan (melakukan) kegiatan yang menunjukkan kecenderungan teror," ungkap Zhang. Bentrokan meletus ketika para demonstran berkumpul melawan aksi aparat yang menggusur pedagang kaki lima (PKL) dari kawasan komersial Mong Kok selama perayaan Tahun Baru Imlek. Polisi melepaskan tembakan peringatan ke udara, sementara demonstrans, yang mewakili PKL, melemparkan batu-bata ke arah aparat. Para demonstran juga merusak garis polisi dan membakar benda-benda.
Belasan pengunjuk rasa mengalami luka-luka pada bagian kepala mereka akibat dipukul aparat kepolisian. Menurut AFP, sekitar 100 orang terluka dalam bentrokan itu, termasuk polisi, wartawan, dan pengunjuk rasa. Sebanyak 65 orang ditangkap dan sekitar 30 orang telah didakwa terkait dengan kerusuhan itu. Pemimpin Hong Kong Leung Chun-ying mengatakan, kemarin, sebagian besar pengunjuk rasa merupakan pengangguran dan tidak mencerminkan pandangan sebagian besar warga Hong Kong. "Mayoritas dari mereka ialah pengangguran. Cukup banyak dari mereka terkait dengan kelompok politik radikal," papar Leung yang menjabat Kepala Eksekutif Hong Kong. Massa demonstrans termasuk aktivis 'lokalis' telah mendesak agar pemimpin Hong Kong dipilih lewat pemilu yang bebas tanpa campur tangan pemerintah pusat di Beijing.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved