Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PRANCIS tidak sepakat dengan gagasan Kanselir Jerman, Angela Merkel, terkait dengan kebijakan penanganan para pengungsi. Negara-negara di Eropa Timur pun menentang usulan pemimpin pemerintah Jerman tersebut. Dengan kondisi itu, Merkel praktis menjadi single fighter untuk mempertahankan kekompakan dan solidaritas Uni Eropa (UE) dalam menangani krisis pengungsi menjelang pertemuan puncak di Kota Brussels, Belgia. Merkel harus berjuang meneken kesepakatan dengan negara-negara anggota UE lainnya. Ia ingin mengirim para pengungsi secara lebih merata di seluruh kawasan Eropa setelah Jerman menerima sebanyak 1,1 juta pencari suaka tahun lalu.
Namun, sebaliknya, negara Eropa Timur berencana membangun pagar kawat berduri baru. Bahkan, Paris yang dikenal sebagai sekutu tradisional Berlin, tidak menunjukkan antusiasme untuk menyambut kebijakan yang diusulkan Merkel. Perdana Menteri (PM) Perancis, Manuel Valls, dengan terbuka mengatakan Paris tidak menyetujui sistem kuota permanen pengungsi seperti yang diajukan Merkel, Sabtu (13/2). "Eropa tidak bisa mengambil semua pendatang dari Suriah, Irak, atau Afrika," ungkap Valls kepada wartawan di sela Konferensi Keamanan Munich, Jerman.
"Uni Eropa perlu menerapkan kembali kontrol atas perbatasan, atas kebijakan migrasi, atau suakanya," tegasnya. Resistensi juga ditunjukkan PM Rusia Dmitry Medvedev. Menurut dia, membuka pintu Eropa selebar-lebarnya bagi siapa pun yang ingin datang ke 'Benua Biru' merupakan langkah yang bodoh. "Kebijakan migrasi Eropa gagal total. Semuanya benar-benar menakutkan," ujarnya. Hongaria, Polandia, Republik Ceko, dan Slovakia berencana bertemu, hari ini, untuk membahas upaya dan cara menutup rute utama pengungsi yang melalui Balkan. "Selama tidak ada kesamaan strategi Eropa, menjadi sah untuk negara-negara di sepanjang rute Balkan melindungi perbatasan mereka," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Slovakia, Miroslav Lajcak. Lajcak menentang rencana Merkel untuk menerapkan sistem kuota Uni Eropa. Ia menyebut sistem itu hanya akan meningkatkan insentif untuk migrasi.
Bela Merkel
Menlu Amerika Serikat (AS), John Kerry, justru memuji Merkel yang tetap menunjukkan keberanian besar dalam membantu para pengungsi di tengah krisis kemanusiaan paling parah di Eropa sejak Perang Dunia II. Namun, Kerry mengatakan kepada Konferensi Keamanan Munich bahwa arus massa yang membanjiri Eropa boleh jadi menimbulkan ancaman terhadap politik dan kehidupan di Eropa. Seiring dengan popularitasnya yang kian merosot, Merkel meminta para pemilih Jerman untuk bersabar dengan kebijakan pengungsi. (AFP/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved